Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Komentar Dubes Cina, Partai Demokrat, dan Komisi I DPR Soal Indonesia Gabung BRICS

Indonesia bergabung dalam BRICS. Bagaimana respons Cina hingga Komisi I DPR?

9 Januari 2025 | 11.16 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Logo BRICS 2024. Alexei Danichev/BRICS-RUSSIA2024

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Brasil yang menjabat presidensi BRICS, pada Senin, 6 Januari 2025, mengumumkan bahwa Indonesia resmi menjadi anggota organisasi internasional tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh Anadolu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Indonesia, yang memiliki populasi dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, memiliki kesamaan pandangan dengan anggota-anggota BRICS lainnya terkait dukungan atas reformasi institusi global dan kontribusi positif untuk menguatkan kerja sama antara negara-negara Selatan Global," bunyi pernyataan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Brasil mengapresiasi dukungan Indonesia terhadap berbagai isu prioritas yang diangkat selama masa kepemimpinannya di BRICS, dari 1 Januari hingga 31 Desember 2025.

Keputusan bergabungnya Indonesia ke BRICS pertama kali disetujui oleh negara-negara anggota dalam KTT yang diadakan di Johannesburg, Afrika Selatan, pada Agustus 2023.

Duta Besar Cina sambut positif 

Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Wang Lutong, menyambut gembira keputusan bergabungnya Indonesia dengan BRICS. Sebelumnya, Brasil, sebagai ketua BRICS tahun ini, telah mengumumkan bahwa Indonesia resmi menjadi anggota penuh organisasi tersebut.

"Kami mengetahui Indonesia baru saja menjadi anggota penuh BRICS, dan kami sangat bangga akan hal itu," kata Dubes Cina Wang Lutong saat menghadiri konferensi pers pengumuman pemenang kompetisi logo 75 tahun Indonesia-Cina yang digelar oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Perpustakaan Masjid Istiqlal pada Selasa, 7 Januari 2025.

Wang berharap hubungan antara Tiongkok dan Indonesia dapat terus berkembang melalui kemitraan strategis yang komprehensif.

Marwan Cik Hasan: Langkah strategis yang perlu diapresiasi

Sementara itu, Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR RI, Marwan Cik Asan, memandang keanggotaan Indonesia di BRICS sebagai langkah strategis untuk masa depan. 

"Ini adalah langkah strategis yang patut diapresiasi. Bergabung dengan BRICS ini merupakan langkah strategis Indonesia menatap masa depan," kata Marwan dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, dikutip dari Antara.

Ia menilai keputusan ini mencerminkan keberanian dan komitmen pemerintahan Prabowo Subianto dalam menjalankan politik luar negeri yang bebas dan aktif.

Marwan juga menekankan bahwa bergabungnya Indonesia dengan BRICS tidak berarti memilih salah satu kubu, melainkan mempertegas partisipasi aktif di forum internasional serta memperkuat posisi Indonesia di panggung global.

Selain itu, BRICS menawarkan akses ke pasar yang lebih luas dengan total populasi sekitar 3,5 miliar orang atau 42 persen dari populasi dunia. Menurutnya, hal ini menciptakan peluang besar bagi produk dan jasa Indonesia untuk bersaing di pasar internasional yang lebih luas.

Komisi I DPR: Pengaruh Indonesia akan semakin besar

Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Ahmad Heryawan, menyatakan bahwa bergabungnya Indonesia sebagai anggota penuh BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) akan memperbesar pengaruh Indonesia di kancah internasional.

"Saya menyambut baik Indonesia resmi menjadi anggota BRICS, artinya peran dan ruang pengaruh Indonesia akan makin besar," kata Aher, sapaan karibnya, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Di tengah dinamika global yang penuh tantangan, Aher berpendapat bahwa Presiden RI, Prabowo Subianto, dapat memanfaatkan posisi ini untuk memainkan peran lebih besar dalam menjaga keseimbangan global dan perdamaian dunia, sejalan dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif.

Ia juga menambahkan bahwa BRICS memberikan peluang bagi Indonesia untuk berkolaborasi dengan negara-negara berkembang lainnya dalam menangani berbagai isu global yang mendesak.

"Seperti perubahan iklim, pembangunan berkelanjutan, dan isu-isu kemanusiaan seperti isu Palestina. Indonesia harus memanfaatkan peluang ini," ujarnya.

Savero Aristia Wienanto berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus