Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Tak Akan Lapar

Bupati lampung sutiyoso melakukan upacara panenan di lampung tengah. memakai bibit vutw dan irigasi. hasil panen mengalami kenaikan sebesar 11% dari tahun sebelumnya. (dh)

7 April 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI tengah suara ribut-ribut kekeringan dan kekurangan pangan di daerahdaerah lain, Propinsi Lampung tak kurang apa-apa. Bahkan tak perlu khawatir. Walaupun setiap hari, menurut Gubernur Lampung R. Sutiyoso, 6 - 8 ribu orang ikut makan di Lampung. Yaitu terdiri dari para pendatang atau yang mampir di Lampung sejak adanya jalan Trans Sumatera dan perbaikan perhubungan Jawa-Sumatera. Gubernur Lampung hari Minggu 30 Oktober lalu, masih membanggakan diri melakukan upacara panenan di Desa Bandarjoyo, Kecamatan Batanghari, Lampung Tengah. Dan Sutiyoso, bekas Bupati Klaten itu makin lebar senyumnya tatkala hasil sabitannya di upacara semacam "syukuran" yang dimeriahkan kesenian a la desa-desa Jawa Timur atau Jawa Tengah berupa reog Ponorogo, kuda lumping dan gamelan itu, mencapai 77.3 Kg gabah kering untuk luas 100 MÿFD. Berarti ada kenaikan. "Pengalaman tahun-tahun lalu 6 ton per hektar," tutur ir. Kusnadi, Kepala Dinas Pertanian Lampung. Menurut ir. Nana Halim, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Tengah, "tahun 1976 produksi padi di Lampung Tengah seluruhnya mencapai 207.852,40 ton." Tahun ini mencapai 229.992 ton gabah kering. Atau bila dihitung per kapita tiap tahun Lampung Tengah mampu menyediakan beras 96,47 Kg. Padahal tahun lalu hanya 8697 Kg, per kapita per tahun. Kenaikan itu antara lain karena diselenggarakan penanaman padi jenis VUTW (Varitas Unggul Tahan Wereng) IR 26. Di Lampung Tengah jumlahnya jenis ini ada 30 unit dengan luas antara 50 - 100 Ha. Menurut Kusnadi penanaman VUTW ini baru dilaksanakan pada musim tanam tahun 1977 ini. Alhamdulillah Bupati Lampung Tengah AS Imam Prabu sendiri mengomentari kenaikan itu dengan menarik nafas senang. "Alhamdulillah ada kenaikan 115'O dibanding tahun lalu," katanya. Tapi tak berarti Lampung Tengah sama sekali tak terkena musibah kekeringan. Karena di antara luas areal padi gadu musim tanam 1977 yang 22 ribu hektar lebih 3 ribu hektar lebih terkena kekeringan. Terutama di daerah-daerah pengairan yang non tehnis. Di samping itu terdapat hampir 2000 Ha yang terkena hama wereng. Karena sawahnya tak masuk areal intensifikasi dan tak ditanami VUTW. Sudah tentu kenaikan seperti di atas erat hubungannya dengan.keadaan irigasi yang lumayan baik. Di Lampung Tengah menurut ir. Sigit Rahardjo, Irigasi Way Sekampung adalah "jantun,enya Lampung". Ini adalah irigasi tertua (1935) di Lampung yang dapat mengairi sawah seluas 24.583 di Kabupaten Lampung Tengah. Belum lagi perbaikan maupun pembuatan irigasi baru yang sebagian kini telah dimanfaatkan. Dengan perluasan sarana pengairan seperti itu, Gubemur Sutiyoso belum dapat menyebutkan kenaikan beras yang tahull lalu mencapai 315.154 ton. Tapi dengan kelebihan hasil singkong 200.000 ton tiap tahun, kekurangan pangan tak kan dikellal oleh penduduk Lampung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus