Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Tangan Kanan Master Anggaran

Andi Narogong disebut sebagai orang kepercayaan Setya Novanto. Bisa mengatur dan menentukan pemenang tender proyek pemerintah.

20 Maret 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JEJAK kedekatan Andi Agustinus alis Andi Narogong dengan Setya Novanto terungkap di persidangan kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) pada Kamis pekan lalu. Dua saksi yang dihadirkan dalam sidang dengan terdakwa Irman dan Sugiharto itu menyebutkan mereka mengenal broker proyek e-KTP ini dari Ketua Umum Partai Golkar tersebut.

Politikus Golkar, Chairuman Harahap, mengaku mengenal Andi dari Setya ketika proses penganggaran proyek senilai Rp 5,9 triliun itu bergulir di Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat pada 2010. Ketika itu, Chairuman, yang merupakan Ketua Komisi Pemerintahan, diperkenalkan Setya dengan Andi di ruang Fraksi Golkar, lantai 12 gedung DPR. "Pada saat itu dikenalkangitu, ini Andi. Bertemu biasa saja," ujar Chairuman.

Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Diah Anggraeni juga mengaku pernah bertemu dengan Setya dengan perantara Andi di Hotel Gran Melia, Jakarta Selatan, pada Februari 2010. Diah diundang Andi bertemu dengan Setya sebagai Ketua Fraksi Golkar untuk mendapat dukungan penganggaran proyek e-KTP.

Menurut jaksa penuntut dalam dakwaan untuk Irman dan Sugiharto, dua mantan pejabat Kementerian Dalam Negeri, Andi merancang proyek itu sampai membagi-bagikan uang ke Dewan. Sejak awal, menurut Irman dan Sugiharto, proyek e-KTP sudah disebut milik Andi Narogong. Ia merancang serta mengakali anggaran dan spesifikasi bahan-bahan e-KTP di kantornya di Pertokoan Graha Mas, Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan.

Nama Setya terseret dalam kasus ini tidak lepas karena peran dan kedekatannya dengan Andi. Menurut pengakuan bekas Bendahara Umum Demokrat Muhammad Nazaruddin, Andi beberapa kali menggelar pertemuan dengan anggota DPR di ruangan Setya di lantai 12 gedung DPR untuk mengatur penganggaran proyeknya. "Dia orangnya Setya Novanto," ujar Nazaruddin ketika diperiksa penyidik KPK.

Nazaruddin mengaku sudah kenal lama dengan Andi Narogong. Pada April atau Mei 2009, mereka mengadakan pertemuan membahas proyek pengadaan baju hansip di Kementerian Dalam Negeri. Proyek senilai Rp 400 miliar ini digarap Andi pada 2009. Seperti Nazaruddin, ia kerap mengendalikan proyek di instansi pemerintah, dari merancang sampai mengatur pemenang tendernya.

Kedekatan Andi dengan Setya bukan cerita baru di kalangan pengusaha yang kerap bermain proyek pemerintah. Menurut seorang pengusaha, Andi kerap mendapat proyek di Markas Besar Kepolisian RI, Badan Pertanahan Nasional, dan Kementerian Dalam Negeri. "Istilahnya, Setya yang mengawal anggaran di DPR, Andi yang mengeksekusi proyeknya," ujarnya. Di kalangan anggota DPR, Setya kerap disebut "Master Anggaran van Senayan".

Sebagai pengusaha yang merintis karier di bidang konfeksi, Andi mendapatkan proyek pembuatan seragam polisi senilai Rp 8 miliar dan baju hansip di Kementerian Dalam Negeri senilai Rp 400 miliar pada anggaran 2011. Selain itu, ada proyek pengadaan sepeda motor Kawasaki untuk polisi senilai Rp 40 miliar dan mobil keliling di Badan Pertanahan Nasional. "Dia itu dibesarkan Setya," kata pengusaha ini.

Andi juga sempat berkongsi dengan keponakan Setya di PT Murakabi Sejahtera. Irvanto Hendra, keponakan Setya itu, tercatat sebagai Direktur Utama PT Murakabi, perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki Vidi Gunawan, adik Andi Narogong. Irvanto membenarkan kabar bahwa dia keponakan Setya. Sedangkan Vidi membenarkan menjadi pemegang saham Murakabi. "Tapi itu dulu," ujarnya.

Setya mengaku sudah lama mengenal Andi, sejak masih menjadi Bendahara Umum Golkar, tiga tahun lalu. Ia mengaku saat itu bertemu dengan Andi untuk urusan jual-beli kaus. "Waktu itu ada acara, dia menawarkan kaus. Tapi kami tidak cocok soal harga," katanya. Ihwal persekongkolan menggangsir proyek e-KTP, Setya tak menyangkal atau membantahnya. Ia menyangkal kenal dengan Irman dan Sugiharto.

Andi belum bisa dimintai konfirmasi soal ini. Saat Tempo menyambangi rumahnya di Kota Wisata Cibubur, seorang petugas keamanan menghadang di pintu perumahan. "Pak Andi berpesan, rumah sedang kosong," ujar Soleh Firdaus, petugas itu.

Linda Trianita | Wayan Agus Purnomo | Maya Ayu Puspitasari

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus