Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pastor Kepala Gereja Katedral Jakarta Romo Hani Rudi Hartoko menilai Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral akan memudahkan mobilisasi umat yang hendak melaksanakan misa Natal.
Romo Hani mengatakan terowongan tersebut, selain menambah kantong parkir untuk misa Natal di Katedral sebanyak 700 slot mobil, juga memudahkan umat yang ingin menyeberang dari Istiqlal menuju Katedral.
“Sangat berarti untuk mendukung ibadah karena sekaligus juga mengurangi kepadatan lalu lintas. Kalau sebelumnya kan ingin menyeberang agak mengganggu karena kendaraan harus berhenti, sekarang karena lewat bawah jadi tidak mengganggu lalu lintas,” kata dia saat ditemui di Katedral Jakarta pada Ahad, 15 Desember 2024.
Dia menuturkan Terowongan Silaturahmi yang diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Kamis, 12 Desember 2024, itu seakan menjadi hadiah untuk umat Kristen menjelang perayaan Natal 2024. Pihak gereja pun sudah mengimbau umat untuk bisa memanfaatkan Terowongan Silaturahmi jika kendaraan mereka parkir di basemen Masjid Istiqlal.
Selain di Istiqlal, kantong parkir yang disediakan untuk ibadah misa malam Natal dan misa Natal 2024 berada di Gedung Kantor Pos, Sekolah Santa Ursula, dan Lapangan Banteng.
Pihak gereja juga meminta umat yang datang membawa kendaraan tidak sendirian, melainkan mengajak serta keluarga, kerabat, maupun tetangga, mengingat slot parkir yang terbatas.
Adapun misa malam Natal pada 24 Desember 2024 di Katedral Jakarta dijadwalkan berlangsung pukul 17.00 dan pukul 20.00 WIB. Sementara itu, pada perayaan Natal pada 25 Desember 2024, misa dilaksanakan tiga kali, yakni pukul 08.30 WIB, 11.00 WIB, dan 17.00 WIB.
Tema perayaan Natal 2024 secara nasional adalah “Kembali ke Betlehem”, yang mempunyai makna sebagai refleksi atas nilai-nilai kasih, damai, keadilan, dan kesederhanaan. Tema ini juga menjadi ajakan untuk bertemu bersama-sama dengan Yesus Sang Juru Selamat.
Menag: Terowongan Silaturahmi Jadi Simbol Toleransi Antarumat Beragama
Sebelumnya, Menteri Agama sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengatakan terowongan sepanjang 34 meter itu menjadi simbol toleransi antarumat beragama serta memudahkan akses bagi jemaah kedua tempat ibadah terbesar di Indonesia tersebut.
“Kami berharap dengan terbangunnya Terowongan Silaturahim ini akan memudahkan akses zaman antar-bangunan ibadah serta menjadi simbol toleransi antarumat beragama," ujar Menag pada Kamis.
Menag menekankan filosofi dari pembangunan terowongan yang mendalam, sebagai lambang kedalaman hati umat beragama yang saling menghormati dan menjaga kerukunan.
Dia juga menuturkan proyek pembangunan terowongan ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo pada 2020, yang bertujuan mempermudah akses jemaah, menyediakan ruang parkir, serta mengurangi kemacetan di sekitar lokasi.
Nasaruddin mengatakan Terowongan Silaturahmi yang dibangun dengan dana APBN sebesar Rp 38,9 miliar itu memiliki panjang 34 meter; lebar 4,1 meter; dan kedalaman enam meter. Adapun total luas pembangunan Terowongan Silaturahmi sebesar 346 meter.
Selain berfungsi sebagai penghubung, terowongan ini juga dilengkapi dengan diorama yang menggambarkan hubungan toleransi antarumat beragama, yang digambarkan melalui karya seniman Sunaryo bertema “Wat Hati” atau “Jembatan Hati”.
Diorama tersebut memperlihatkan perjalanan sejarah kerukunan antara umat Islam dan Kristen di Indonesia, yang digambarkan dalam relief-relief yang menghiasi dinding terowongan. Terowongan itu juga menyediakan fasilitas parkir dengan kapasitas 800-1.000 kendaraan, yang dapat digunakan bersama oleh jemaah Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.
Hendrik Yaputra dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Sambangi Markas Besar PBB, Fraksi PKS DPR Bahas Nasib Anak-anak Palestina
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini