Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Taufik yang Penuh Misteri

Seseorang yang disebut pemimpin Jamaah Islamiyah dibekuk aparat Filipina. WNI atau bukan?

26 Oktober 2003 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SESEKALI wajah anak muda ini terangkat. Ujung matanya menatap punggung Gloria Macapagal Arroyo, yang duduk memunggunginya. Mengenakan baju tahanan warna merah dengan tangan terbelenggu, untuk pertama kalinya dunia menatap sosok lelaki 29 tahun itu. Namanya Taufik Rifqi. Kamis minggu lalu, Taufik menjadi latar hidup buat panggung bicara Presiden Filipina itu. Di depannya, dengan penuh semangat, Arroyo berkisah tentang kesuksesan aparatnya memberangus anggota kelompok teroris. Seraya mengangguk pada tawanannya yang berdiri kaku di belakangnya, perempuan cantik nan mungil itu berujar bahwa jaringan Jamaah Islamiyah (JI) di Filipina Selatan mulai terkuak. "Taufik Rifqi orang nomor dua Jamaah Islamiyah," ujar sang presiden. Usai Arroyo bicara, nama Taufik melambung. Sebelumnya namanya samar-samar saja terdengar. Dan begitu tentara dan polisi Filipina menangkap pria berambut cepak ini, 2 Oktober lalu, namanya langsung dihubung-hubungkan dengan JI. Mengaku lahir di Surakarta 29 Agustus 1974, menurut juru bicara Kepolisian Nasional Filipina, Kolonel Leopoldo Batawil, Taufik menamatkan pendidikannya di sebuah politeknik di Semarang. Sekitar 1996, ia masuk ke Kota Cotabato. Lima tahun lalu, Taufik sempat merasakan ditendang keluar dari Filipina karena ketahuan masuk ke sana ilegal. Tapi, entah bagaimana caranya, pada 2001 ia sudah wara-wiri ke Filipina lagi, bahkan bermukim dan belajar di sebuah universitas di kota yang sama. Selama di Cotabato, Taufik tak hanya kuliah. Ia juga menjalani latihan di kamp militer Karuwa. Di kamp ini, ia bertemu dengan Fathur Rohman al-Ghozi. Belakangan, dia membantu rekannya ini menjadi instruktur 16 orang Indonesia di kamp tersebut. Di Cotabato, Taufik mengontrak rumah di Governor Guiteres Avenue, San Pablo. Menurut Letnan Kolonel Daniel Lucero, juru bicara militer Filipina, di rumah inilah sang buron dibekuk. Soal penangkapan Taufik merebak versi berbeda. Menurut juru bicara Front Pembebasan Islam Moro (MILF), Eid Kabalu, ia ditangkap di Restoran Sardonyx Plaza di pojokan Governor Guiteres Avenue. Saat penangkapan, ia lagi sarapan seorang diri. "Tidak terjadi baku tembak," tutur Kabalu. Bahkan, "Taufik tidak membawa senjata apa pun," tambahnya. Dari restoran ini, aparat bergerak ke rumah kontrakannya. Taufik sendiri, menurut Lucero, sudah lama diincar intel polisi dan militer Filipina. Tadinya ia dikaitkan dengan serangkaian aksi pengeboman di Mindanao, termasuk peledakan sebuah pusat belanja di Kota General Santos setahun lalu, yang menewaskan 15 orang dan mencederai 70 lainnya. Sedangkan soal keterlibatan Taufik dengan JI, Batawil ada menyimpan data. Ia direkrut JI sejak 1992. Kemudian, beberapa waktu lalu, ia mengaku pernah menarik uang 15 ribu peso lewat sebuah ATM di Mindanao. Uang ini, menurut Batawil, dikirim oleh anggota JI dari Jawa. Sayang, Batawil tak menerangkan dengan jelas mengenai aliran dana ini. Arroyo sendiri menyebut Taufik bendahara JI. Tertangkapnya Taufik membuat Kedutaan Besar Republik Indonesia di Filipina sibuk. Tapi nama Taufik Rifqi tak terdaftar sebagai warga Indonesia di Filipina. Menurut Kepala Bidang Penerangan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Davao, Johannes Manginsela, pemerintah Filipina belum memberikan bukti yang meyakinkan perihal kewarganegaraan Taufik. Keraguan juga muncul dari Kabalu. "Dialek Tagalognya amat kental," ujarnya. Melihat hal ini, kepolisian Indonesia tak tinggal diam. Menurut Direktur VI Antiteror Markas Besar Kepolisian RI, Brigadir Jenderal Pranowo, di catatan kriminal ia tak menemukan nama Taufik terlibat dalam kejahatan di Indonesia. Saat ini keterkaitannya dengan sejumlah aksi pengeboman di Indonesia terus ditelusuri. Tentang keanggotaan JI-nya, Pranowo tak berani menjawab. "Itu kan kata Filipina, tanya dong ke sana," ujarnya sambil tertawa. Agus Hidayat, Faisal (Tempo News Room)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus