Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kelelawar di Sulawesi Terjangkit Virus Nipah

Ada kelelawar di Sulawesi yang terjangkit virus Nipah. Agar tak tertular, hindari makan buah yang sudah digigit kelelawar.

29 September 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Anggota staf memasang tanda bertuliskan "Bangsal isolasi Nipah, dilarang keras masuk" di sebuah rumah sakit tempat bangsal sedang dipersiapkan untuk pasien yang diduga terkena virus Nipah di distrik Kozhikode, Kerala, India, 12 September 2023. REUTERS/Stringer

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Sudah ada kelelawar di Indonesia yang terjangkit virus Nipah.

  • Virus Nipah berpeluang menyebar di area yang luas dengan cepat.

  • Pemerintah memperketat pengawasan di pintu masuk Indonesia.

JAKARTA – Tim peneliti Universitas Gadjah Mada, tim Society for the Promotion of Science (JSPS), serta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi meneliti keberadaan virus Nipah di Indonesia. Riset itu merupakan respons atas peristiwa kematian dua warga Negara Bagian Kerala, India, akibat terjangkit virus Nipah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Di kita, virus itu sudah ditemukan pada kelelawar, tapi belum ada laporan terjangkit ke manusia," kata pakar zoonosis dari Universitas Gadjah Mada, Wayan Tunas Artama, Kamis, 28 September 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menyebutkan temuan virus Nipah pada kelelawar itu merupakan hasil riset tim Wayan bersama tim peneliti JPPS dan Ditjen Pendidikan Tinggi. Mereka menguji sampel sejumlah kelelawar di berbagai daerah.

Dari hasil pengujian itu, ditemukan kelelawar di Sulawesi yang terjangkit Nipah. Namun, kata Wayan, tim peneliti belum dapat memetakan kelelawar di daerah mana saja yang terjangkit virus itu. Saat ini tim peneliti masih menganalisis sampel-sampel uji tersebut. 

Menurut Wayan, sejauh ini di Indonesia belum ada orang yang ditemukan terinfeksi virus tersebut. Meski begitu, semua pihak harus waspada karena risiko kematian akibat virus ini sangat tinggi. Sesuai dengan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), risiko kematian akibat virus ini mencapai 40-75 persen.

Sebagai pembanding riset tersebut, tim Balai Besar Penelitian Veteriner pernah meriset virus ini pada 2009. Dikutip dari jurnal Balai Besar Penelitian Veteriner yang ditulis Indrawati dan kawan-kawan pada 2013, mereka mendeteksi Nipah di Pontianak, Kalimantan Barat, pada 2009. 

Secara teori, kata Wayan, virus ini tidak menular secara langsung ke manusia. Namun penularan Nipah terjadi melalui perantara hewan atau makanan yang terkontaminasi virus tersebut. 

Virus ini juga berpeluang menyebar di area yang luas karena kelelawar mempunyai kemampuan berpindah tempat dalam jarak jauh. Ketika terjangkit Nipah, hewan pembawa virus ini dapat saja menularkannya di daerah mana pun tempatnya berpindah.

"Pada kasus di Malaysia pada 1999, saat di-tracing, bisa terbang sampai Bangladesh," kata Wayan. 

Kasus virus Nipah pertama kali muncul di Malaysia pada 1998. Saat itu Nipah mewabah di negeri jiran tersebut. Tercatat ada 276 orang terjangkit virus. Dari angka itu, 109 orang meninggal. Ketika itu, penularan virus Nipah ke manusia di Malaysia terjadi melalui daging babi yang dikonsumsi. 

Nama virus ini diambil dari Desa Sungai Nipah di Malaysia, daerah awal penemuan virus. Selain di Malaysia, Nipah pernah menjangkiti sejumlah negara tetangga, seperti Singapura, Bangladesh, dan Filipina.

Adapun di India, dua orang terjangkit virus Nipah pada pertengahan bulan ini. Dikutip dari Reuters, Departemen Kesehatan Negara Bagian Kerala, India, melakukan tes pada 700 orang, termasuk 153 petugas kesehatan, untuk memastikan persebaran virus. Mereka mendapati enam orang terjangkit virus ini hingga 17 September lalu. 

Warga memasang tanda bertulisan "Zona Penahanan Nipah" di Distrik Kozhikode, Kerala, India, 13 September 2023. REUTERS/Stringer

India juga pernah terjangkit virus Nipah pada 2001. Saat itu 66 orang warga Siliguri, India, terjangkit Nipah. Lalu 45 di antaranya meninggal.

Wayan Tunas Artama berpendapat, pemerintah mesti menyiapkan langkah mitigasi meski virus Nipah belum menjangkiti manusia di Indonesia. Tujuan mitigasi dini adalah menghitung dampak dan sebaran virus Nipah.

Juru bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, mengatakan hingga saat ini pihaknya tidak pernah mendapat laporan ihwal adanya virus Nipah di Indonesia. Sesuai dengan monitoring pemerintah atas pemantauan WHO di India, tercatat enam orang positif terjangkit Nipah di Distrik Kozhikode, Kerala, per 25 September lalu. 

Meski tak ada laporan, kata Syahril, Kementerian Kesehatan sudah mengambil langkah antisipasi, antara lain memperketat pengawasan di pintu masuk negara, baik bandara, pelabuhan, maupun pos lintas batas darat antarnegara. "Dilakukan screening terhadap pelaku perjalanan dengan thermal scanner. Jika ada yang demam, baru di-swab," kata Syahril, kemarin.

Ia melanjutkan, Kementerian Kesehatan sudah menerbitkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/c/4022/2023 tentang Kewaspadaan Penyakit Virus Nipah. Surat edaran ini disampaikan ke semua dinas kesehatan daerah. Surat tersebut berisi permintaan agar daerah menyiapkan rumah sakit rujukan serta memantau gejala demam akut yang disertai gejala pernapasan akut, kejang, atau penurunan kesadaran pada orang-orang dengan riwayat perjalanan dari daerah terjangkit. 

Kementerian Kesehatan juga menyiapkan Laboratorium Prof Dr Oemijati dan Balai Besar Laboratorium Biologi Kesehatan, serta membagikan pedoman pencegahan dan pengendalian Nipah.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan masyarakat dianjurkan tidak mengkonsumsi daging mentah atau buah yang terpapar atau digigit kelelawar untuk mencegah penularan virus Nipah. Selain itu, peternak disarankan rutin membersihkan kandang dan memvaksin ternaknya.

JIHAN RISTIYANTI

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus