Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Tentang ramos dan cak dur

Betulkah cak dur diminta presiden ramos menengahi masalah moro? mereka bertemu 15 menit di wisma negara, pekan lalu.

2 Oktober 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RABU pagi pekan lalu, tidak sari-sarinya, Abdurrahman Wahid tampak necis dengan jas dan sepatu hitam. Diantar sopir dari kantor Nahdlatul Ulama, Cak Dur turun di depan Wisma Negara di Jalan Veteran, Jakarta. ''Saya sampai di sana pukul sembilan kurang sepuluh (menit),'' ujar orang pertama NU itu. Rupanya, Cak Dur sudah ditunggu Presiden Ramos. Tepat pukul 09.00, Ramos menerimanya di Ruang Sumatera Wisma Negara. Pertemuan ini rupanya berlangsung di luar jadwal tamu negara itu. Tak mengherankan kalau ada yang menanyakan apakah benar Abdurrahman Wahid diterima Ramos. Apalagi, pertemuan itu berlangsung di Wisma Negara, yang semestinya diketahui protokol negara. Cak Dur sendiri menyebut pertemuan itu sebagai silaturahmi. ''Ya, semacam courtecy call,'' kata orang Jombang ini. Selama 15 menit pertama, Cak Dur ngobrol berdua dengan Ramos. Kemudian, cerita Cak Dur, Ramos memperkenalkan tokoh NU itu dengan Gubernur Daerah Khusus Mindanao, Ketua Majelis Ulama Mindanao yang bernama Mahit Matilan, dan anggota kongres dari Mindanao. Lalu Ramos minta diri karena ada acara lain. Dan Cak Dur terus ngobrol dengan orang-orang Mindanao tadi. ''Saya baru pulang dari Wisma Negara pukul setengah sebelas siang. Malamnya saya terbang ke Amerika,'' katanya. Dia sejak Kamis pekan lalu berada di AS, diundang ceramah di Universitas Wisconsin. Cak Dur mengenal Ramos pada saat Kepala Negara Filipina itu memberinya penghargaan Magsaysay, 31 Agustus lalu, di Manila. ''Baru saat itulah saya kenal Ramos,'' ujarnya. Alkisah, menurut sebuah sumber TEMPO, adalah Presiden Filipina yang ingin bertemu dengan Cak Dur di Jakarta. Konon, permintaan itu disampaikan ke Departemen Luar Negeri. Dari sini permintaan itu diteruskan ke protokol negara. Barangkali, karena jadwal Ramos begitu padat, pertemuannya dengan Cak Dur diselenggarakan secara ''silaturahmi'' seperti kata Cak Dur. Kepastian Cak Dur diterima Ramos, kata orang pertama NU itu, disampaikan Kedutaan Besar Filipina di Jakarta. Agaknya, seperti dijelaskan Menteri Negara Sekretaris Negara Moerdiono, pertemuan Ramos dan Cak Dur bukan hal yang luar biasa. ''Kalau kepala negara bertemu dengan tokoh (masyarakat), itu kan biasa. Tak ada masalah,'' kata Moerdiono kepada Bina Bektiati dari TEMPO, Sabtu lalu. Tadinya, terbetik berita bahwa Moerdiono membantah ada pertemuan antara Presiden Ramos dan pemenang hadiah Magsaysay itu. Hatta, menurut sebuah sumber, sebelum Cak Dur, mantan Menteri Pertahanan dan Keamanan L.B. Moerdani juga telah datang di Wisma Negara menemui Ramos. Barangkali Benny ingin menyampaikan penghormatan khusus atas kedatangan Kepala Negara Filipina pada saat resepsi pernikahan anaknya, Rabu pekan lalu. Lantas, apa saja yang dibicarakan Ramos dan Cak Dur? Kata Cak Dur, Ramos menyatakan kegembiraannya atas kehidupan beragama di sini yang dinilainya penuh toleransi. Ramos juga berharap toleransi beragama yang sama bisa diwujudkan di negerinya. ''Dia memuji Presiden Soeharto yang telah memungkinkan Jakarta sebagai tempat pertemuan pemerintah Filipina dengan Moro,'' kata Cak Dur. Namun, Cak Dur menampik dugaan bahwa pemerintah Filipina bermaksud memintanya sebagai mediator dalam soal Moro. ''Ah, pembicaraan antara saya dan Presiden Ramos belum sampai sejauh itu,'' ujar tokoh pesantren yang berkacamata sangat tebal itu. ''Lagi pula, masalah Moro kan merupakan urusan dalam negeri Ramos.'' Toriq Hadad, Wahyu Muryadi (Jakarta), dan Bambang Harymurti (Washington)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus