BISA dipastikan para transmigran di Tajau Pecah, Dati II Tanah
Laut itu, bukan orang-orang rewel. Tapi memang keadaanlah yang
menyebabkan 1000 keluarga transmigran di sana tak segan-segan
buka mulut. "Setelah tiga bulan kami di sini, krisis dapur sudah
terasa,pak", ujar Mugi Karyono dari Jateng melapor kepada
Gubernur Subardio, tatkala pejabat ini pertengahan bulan kemarin
bertandang ke Tajau Pecah. ''Janjinya kami akan diberi bibit
unggul. Tahu-tahu yang kami terima cuma cocok buat digoreng",
ucap Muryadi asal Jatim ikut nimbrung. Tampaknya Muryadi belum
kehilangan gaya Jawanya, yakni suka mengemukakan sesuatu dengan
menyindir. Karena Muryadi bermaksud mengemukakan, "bibit yang
kami terima itu tak baik". Bibit kacang misalnya, tak tumbuh
subur. Atau jagung, tumbuh sih tumbuh, tapi tak berbuah.
"Lantas yang baik, apa?" tanya Subardjo mafhum. Dan bertuturlah
mereka. Bahwa yang baik ialah menanam singkong, bersawah atau
beternak. Tapi semua itu tak bisa dilakukan. Sebab bibit
singkong yang cocok, harganya mahal. Bahkan sulit dicari.
Bersawah tak gampang pula, sebab diperlukan sapi. Dan beternak?
Buat beli hewannya, tak ada duit. Maka jangan heran jika menurut
Karyono, "banyak teman kami yang mencari pekerjaan di luar Tajau
Pecah. Jadi kuli atau memburuh". Hingga berminggu-minggu mereka
tak kembali ke Tajau Pecah.
Jangan Ditinggalkan
Berarti mereka di sana bermigrasi model lain. Tentu saja
membikin Subardjo kaget. Tapi yang sementara ini bisa ia
perbuat, agaknya cuma menghibur mereka dengan kata-kata bujukan.
"Boleh saja bekerja di luar, tapi Tajau Pecah jangan
ditinggalkan", ujar Subardjo yang tentunya diaminkan drs.
Sudirdja. Kepala Direktorat Transmigrasi Kalsel.
Bukan cuma itu. Bahkan sejak mempersiapkan keperluan para
penduduk baru itu, cara kerja Sudirdja sempat menimbulkan
gunjingan ada pat gulipat. Bahwa pembuatan 1000 rumah
transmigrasi tadi tanpa tender. Meski kemudian Gubernur Subardjo
membenarkan Sudirdja bahwa memang tanpa tender sebab ada
pengecualian. Toh keluhan ketidak-beresan justru mendengung
lang- sung ke kuping Gubernur Subardjo. Tapi ya begitulah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini