Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Tiga Ujaran Kontroversial Menko Polhukam Wiranto

Wiranto menganggap penyebaran berita bohong atau hoax mirip dengan terorisme. Keduanya sama-sama mengancam dan membuat masyarakat takut.

22 Maret 2019 | 08.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto saat menggelar konferensi pers menegaskan bahwa pemerintah belum mengambil keputusan terkait pembebasan Abu Bakar Baasyir alias masih dipertimbangkan. Senin, 21 Januari 2019. TEMPO/Dewi Nurita

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Politik Hukum dan Keamanan Wiranto kembali menjadi sorotan publik lantaran pernyataannya. Kali ini, dia ingin pelaku penyebaran hoax dijerat dengan Undang Undang Terorisme. Mantan Ketua Umum Partai Hanura itu beralasan teroris dan penyebar hoax punya kemiripan, yaitu sama-sama membuat warga resah.

Bukan kali ini saja Wiranto membuat pernyataan yang memancing kontroversi. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wiranto menantang calon presiden nomor 02, Prabowo Subianto, dan mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat, Mayor Jenderal Purnawirawan Kivlan Zen untuk sumpah pocong pada akhir Februari 2019. Wiranto menantang Kivlan karena menuding Wiranto dalang peristiwa kerusuhan 1998.

"Saya berani ya, katakanlah berani untuk sumpah pocong saja 1998 itu yang menjadi bagian dari kerusuhan itu. Saya, Prabowo, dan Kivlan Zein. Sumpah pocong kita, siapa sebenarnya dalang kerusuhan itu," kata Wiranto dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, 27 Februari 2019.

Kivlan menuduh Wiranto sebagai dalang kerusuhan 1998 dalam acara 'Para Tokoh Bicara 98' di Gedung Ad Premier, Jakarta Selatan, pada Senin, 25 Februari 2019. Selain menuding dalang kerusuhan, Kivlan juga menyebut Wiranto memainkan peranan ganda dan isu propagandis saat masih menjabat sebagai Panglima ABRI.

Baca: Wiranto Anggap Ancaman Hoax ke Masyarakat Serupa Terorisme

-Hoaks

Wiranto menganggap penyebaran berita bohong atau hoax mirip dengan terorisme. Keduanya sama-sama mengancam dan membuat masyarakat takut. “Kalau masyarakat diancam dengan hoax dan takut datang ke tempat pemilihan itu sudah ancaman, itu sudah terorisme,” kata Wiranto di kantornya, Jakarta, Rabu, 20 Maret 2019.

Wiranto mengatakan itu untuk menanggapi maraknya penyebaran hoax jelang pemilu 2019. Menurut dia, salah satu hoaks yang beredar saat ini adalah kabar bahwa pemilu akan ricuh oleh gerakan massa yang dia sebut people power. Wiranto menganggap penyebaran isu itu sudah masuk kategori meneror masyakarat.

-Taruhan rumah

Wiranto juga pernah menantang Prabowo Subianto taruhan rumah ketika menanggapi pernyataan Prabowo yang menyebut Indonesia akan punah jika ia gagal dalam pemilihan presiden 2019. Menurut Wiranto, jika sehabis pemilu Prabowo kalah dan Indonesia tetap utuh tidak punah, rumah Prabowo di kawasan Hambalang diserahkan kepadanya. "Sebaliknya kalau Indonesia punah, maka rumah saya di Bambu Apus diserahkan ke Prabowo. Tapi kalau semua punah, buat apalagi rumah he-he-he," kata Wiranto melalui keterangan tertulis, Selasa, 18 Desember 2018.

M ROSSENO AJI | AHMAD FAIZ IBNU SANI | FIKRI ARIGI

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus