Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pangko Armada I Laksamana Muda Abdul Rasyid Kacong mengatakan sebanyak 3 KRI dari TNI AL telah berada di sebelah selatan Pulau Laki, Kepulauan Seribu. Rasyid menyebut tim penyelam telah bersiap di sana. Selain itu, kata dia, sudah ada 5 KRI yang kini tengah di perjalanan menuju titik yang diduga menjadi lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejumlah kapal itu mengangkut tim penyelam yang berasal dari satuan khusus TNI AL. Rasyid mengatakan malam ini ada 4 KRI yang akan berangkat dari pelabuhan JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara. TNI AL, kata Rasyid, juga akan mengoperasikan KRI Rigel, kapal yang dapat mengambil foto 3 dimensi di dasar laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Rasyid, titik koordinat yang diduga lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 telah dibagikan ke seluruh unsur pencarian. “Koordinat sudah kami bagikan ke seluruh unsur,” kata dia di JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Sabtu petang, 9 Januari 2021.
Pesawat Sriwijaya Air SJ182 hilang kontak pada pukul 14.40 WIB tadi. Pesawat Boeing 737-500 dengan nomor penerbangan SJ182 itu terbang dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta menuju Bandara Supandio, Pontianak. Saat ini Basarnas bersama sejumlah tim tengah melakukan pencarian di perairan Kepulauan Seribu.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan kronologi hilang kontaknya pesawat Sriwijaya Air Boeing 737-500 dengan nomor penerbangan SJ182 rute Jakarta-Pontianak. Budi Karya mengatakan armada tersebut lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada pukul 14.36 WIB. “Pukul 14.37 WIB masih di 1700 feet,” ujar Budi Karya, Sabtu petang, 9 Januari 2021.
Pilot Sriwijaya kemudian meminta izin kepada air traffic control di Soekarno-Hatta untuk menaikkan ketinggian. Pilot memperoleh izin meningkatkan ketinggian terbang di 29 ribu kaki pada pukul 14.37 WIB dengan standar instrumen departure.
Namun pada pukul 14.40 WIB, ATC tidak melihat Sriwijaya menuju koordinat yang semestinya. Oleh karenanya, ATC meminta pilot untuk melaporkan arah. “Dalam hitungan detik, SJ182 hilang dari radar,” ujar Budi Karya.
Menurut dia, manajer operasi maskapai langsung berkoordinasi dengan Basarnas dan instansi terkait. Sehingga segera dilakukan pencarian. Pada pukul 17.30 WIB, kata Budi Karya, Presiden Joko Widodo memberikan perintah untuk memaksimalkan pencarian tersebut.
ADAM PRIREZA | FRANCISCA CHRISTY