SETELAH hampir setahun kosong, pos Duta Besar Amerika Serikat
untuk Jakarta boleh jadi akan segera terisi. Kent Bruce Crane,
47 tahun, disebut-sebut sebagai calon kuat untuk menggantikan
Edward G. Masters yang telah kembali ke negerinya setahun lalu.
Crane kabarnya merupakan pilihan langsung dari Presiden Reagan
sendiri. Feberapa nama lain yang sebelumnya turut dicalonkan
adalah Don Touisant, saat ini Dubes di Srilangka, serta Dan
O'Donahoe, salah satu Asisten Menlu AS. Touisant, pernah
menjabat orang kedua di Kedubes AS di Jakarta pada akhir
1970-an, konon ditolak Reagall karena hubungannya yang dekat
dengan Partai Demokrat.
Kent Bruce Crane sebenarnya juga bukan orang baru buat Jakarta.
Sarjana ekonomi internasional ini pernah bertu gas sebagai
Sekretaris III bidang Politik di Kedubes AS di Jakarta pada
1960-1962. Sesudah itu ia dipindahkan ke Zanzibar (Malagasi) dan
Ghana. Berbagai jabatan kemudian dipangkunya, termasuk penasihat
bidang Keamanan Nasional Wapres Spiro T. Agnew pada 1969-1972.
Tokoh yang pernah menyandang pangkat kapten dalam Angkatan Darat
AS ini dikenal juga sebagai pengusha besar, yang dekat dengan
Partai Republik. Namanya tercantum dalam Who's Who in Finance
an Industr 19811982. Ia memimpin Crane Group Ltd. Washington,
sebuah perusahaan konsultan dan investasi internasional sejak
1978. Ia juga menjabat presiden Ranch Development and Management
Inc. Texas sejak 1980. Masih ada beberapa perusahaan lain
dipimpinnya, termasuk perusahaan patungan real estate di Afrika,
Spanyol dan Selandia Baru.
Menikah dengan Catherine Ann Donnel di akhir 1976, ia punya dua
orang putra. Ia jadi anggota International Institute for
Strategic Studies, sebuah organisasi berpusat di London yang
mengkaji masalah-masalah strategis.
Pencalonan Crane dikabarkan menimbulkan pertentangan ramai di
Deplu AS -- seperti yang terjadi juga tatkala Morton Abramowitz
Mei lalu dicalonkan menjadi Dubes di Jakarta. Namun kali ini
penyebabnya berbeda.
Menurut koran The Wasbington Post pekan lalu, keraguan pada
Crane berkisar pada dua hal. Pertama adanya tuduhan bahwa Crane
pernah bekerja pada CIA (Dinas Rahasia AS) tatkala ia bertugas
di Indonesia dan Afrika. Tapi seorang bekas pejabat CIA
meragukan hal itu.
Masalah kedua adalah kekhawatiran pada kemungkinan timbulnya
konflik kepentingan bila Crane menjadi Dubes di Jakarta
disebabkan hubungan dagangnya. Crane sendiri menolak memberi
komentar, "sampai ada suatu keputusan resmi, kalaupun itu
terjadi."
Bila benar Crane diangkat dan kemudian disetujui pemerintah RI,
ia akan merupakan Dubes pertama AS di Indonesia yang bukan
diplomat karir. Namun kepastian pengangkatannya belum ada.
Menurut suatu sumber, Kedubes AS di Jakarta sendiri masih
"gelap" mengenai hal ini dan belum mengetahui adanya permintaan
pada pemerintah RI mengenai pencalonan Crane.
Malahan, menurut sumber yang sama, terpilihnya Dubes AS untuk
Jakarta pada Oktober mendatang "belum tentu bisa terjadi." Tapi
itu dianggap penyelesaian yang rapi Presiden Soeharto akan ke-AS
bulan depan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini