Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Ujian negara untuk dirjen baru

Hasan Walinono, 48, dilantik menjadi Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (PDM) menggantikan Dardji Darmodiharjo, 65. Ujian negara/ebtanas akan menuju keterpaduan pendidikan di Indonesia. (pdk)

23 Maret 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DENGAN tubuh sedang, tinggi sekitar 160, berkumis dan berpeci, Hasan Walinono memang tampak seperti guru agama. Ia mengangguk ke kanan dan ke kiri, dengan wajah yang selalu tersenyum, membalas salam siapa saja. "Guru agama" inilah yang Rabu pekan lalu di Departemen P &: K dilantik menjadi direktur jenderal pendidikan dasar dan menengah (PDM) yang baru. Ia menggantikan Darji DarmodlharJo, 65, yang berangkat pensiun dan masih akan ditugasi menjadi guru besar di Unibraw, Malang. Walinono, 48, segera memikul tanggungjawab besar. Yaitu, melaksanakan kembali ujian negara atau Ebtanas - setelah lebih dari 10 tahun digantikan dengan ujian negara. Dan tampaknya dirjen baru bukan saja telah siap mental, tapi pun antusias menyambut kembalinya ujian negara. Bagi sarjana ilmu sosial politik keluaran UGM 1963 ini, jenjang-jenjang pendidikan di Indonesia belum saling mengait. "Masih berjalan sendiri-sendiri," katanya kepada Zaim Uchrowi, wartawan TEMPO di Ujungpandang. Dan dari pengalamannya menangani mahasiswa baru di Unhas sejak 1964, sulit meningkatkan mutu satu jenjang pendidikan tanpa juga memperbaiki kualitas jenjang di bawahnya. "Pengalaman enam tahun Unhas menerima mahasiswa lewat panduan bakat, saya ketahui benar, mutu SMA di wilayah Indonesia Timur belum merata," katanya. Sedikit banyak hal itu membuat jalannya perkuliahan jadi tak efisien, terutama pada tahun-tahun pertama. Maka, orang kelahiran Sengkang, Sulawesi Selatan, ini bercita-cita melihat jenjang-jenjang pendidikan kita, dari SD hingga perguruan tinggi, terpadu. Artinya, tak perlu lagi ada tes masuk SMP, tes masuk SMA. "Seharusnya perpindahan jenjang itu berlangsung secara otomatis," katanya. Itu sebabnya ia menyambut tugas barunya dengan antusias. Sebab, ia tahu, lewat Darji Darmodiharjo, bahwa Ebtanas bertujuan menghasilkan nilai ijazah yang bobotnya sama untuk seluruh Indonesia. Dengan itu ijazah bisa dijadikan sekaligus alat seleksi bagi siswa yang meneruskan ke jenjang pendidikan selanjutnya. "Dengan itu, tes masuk yang makan waktu dan biaya bisa tak usah diadakan," kata dirjen baru ini. Bagi Walinono, terpadunya pendidikan penting artinya. Memperbaiki mutu SMA akan sulit terlaksana tanpa meningkatkan pula kualitas SMP dan SD-nya. Tampaknya, pengalamannya menangani mahasiswa baru di Unhas, berkesan benar pada dirinya. Tapi ia pun berjanji tak akan gegabah mengubah begitu saja kebijaksanaan yang telah diletakkan Darji. Soal hormat bendera di dalam kelas itu misalnya, yang oleh MUI diprotes (TEMPO, Agama, 9 Maret). "Tapi saya tetap terbuka untuk mengevaluasi segala hal, dan kalau memang kesimpulannya harus diubah, kita harus berani mengubahnya," tambah dosen yang memperoleh doktornya pada 1979, dengan disertasi Tanete, suatu Studi Sosiologi Politik. Di Unhas, ia memulai karier sebagai dosen, lalu menjadi dekan fakultas ilmu sosial dan politik, kemudian 1982 diangkat sebagai rektor. Selama ltu oleh mahasiswanya ia dkenal gampang diajak bicara. "Dengan Pak Hasan tak ada orang yang merasa sulit," kata Hamid, seorang mahasiswa Unhas. "Orangnya pragmatis dan tidak formal." Sementara, Walinono masih merangkap, menunggu surat keputusan rektor Unhas baru, yang sudah jelas orangnya: Prof. Fachruddin, ketua Bappeda Sulawesi Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus