Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah universitas di Jawa Timur menjadi rujukan bagi perguruan tinggi yang akan membuka akses bagi calon mahasiswa difabel. Perguruan tinggi itu adalah Universitas Brawijaya di Malang, Jawa Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Rektor IV Universitas Brawijaya Malang, Mochammad Sasmito Djati mengatakan universitas tersebut telah membuka seleksi untuk calon mahasiswa difabel sejak delapan tahun lalu. Program yang awalnya bernama Seleksi Program Khusus Penyandang Disabilitas atau SPKPD kemudian berubah namanya pada tahun lalu menjadi Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas atau SMPD.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Seleksi ini merupakan kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mengakses program studi di perguruan tinggi melalui tahapan, yaitu tes administratif, tes kemampuan akademik, simulasi perkuliahan, dan wawancara," kata Sasmito Djati. Dalam seleksi tersebut, Universitas Brawijaya menyiapkan kuota untuk 20 calon mahasiswa difabel.
Penyandang disabilitas yang lulus seleksi dapat menjalani kegiatan perkuliahan dengan berbagai fasilitas pendukung. Misalnya juru bahasa isyarat untuk mahasiswa tunarungu, alat bantu dengar, hingga relawan yang akan mendampingi selama berada di kampus, sampai skripsi. "Di Indonesia, Universitas Brawijaya adalah pionir dalam pendidikan inklusif di perguruan tinggi," katanya.
Pusat Studi Layanan Disabilitas atau PSLD Universitas Brawijaya, Sasmito Djati melanjutkan, menjadi rujukan dalam implementasi pendidikan dan layanan inklusif untuk mahasiswa penyandang disabilitas di perguruan tinggi di Indonesia. Universitas Brawijaya juga menerima banyak kunjungan dari berbagai kampus di Indonesia yang ingin mendirikan pusat layanan untuk penyandang disabilitas.
Ketua Pusat Studi Layanan Disabilitas atau PSLD Universitas Brawijaya, Zubaidah Ningsih mengatakan mahasiswa difabel kampus itu tersebar di 12 dari 16 fakultas. "Kami berterima kasih pada program studi yang telah menerima dan mewadahi mahasiswa disabilitas yang punya potensi untuk berkembang dan mengasah kemampuannya," kata Zubaidah.
Atas pencapaian menjadi kampus inklusif, Universitas Brawijaya mendapatkan penghargaan internasional dari Zero Project. Penghargaan itu diberikan saat Konferensi Zero Project di Kantor PBB di Vienna, Austria pada Rabu, 19 Februari 2020. "Memang masih banyak yang harus dibenahi, namun kami bangga dengan pencapaian penghargaan internasional ini," kata Sasmito Djati.
Zero Project merupakan program Essl Foundation yang berpusat di Vienna Austria. Program tersebut fokus pada pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.