DELAPAN jam lamanya jalur transportasi darat Bali-Lombok lumpuh, Jumat pekan lalu. Banjir? Rupanya bukan. Adalah bentrok antarwarga Desa Gunaksa dan Desa Sampalan, keduanya di Kabupetan Klungkung, yang menjadi penyebabnya. Sebenarnya belum terjadi bentrokan karena selama sekian jam itu ratusan massa kedua desa bertetangga ini hanya saling mengancam dan menantang adu fisik dengan mengacung-acungkan senjata tajam. Dengan cepat diturunkannya pasukan polisi, aksi ini tidak meletus jadi pertikaian terbuka. Kapolda Bali, Brigjen Budi Setyawan, beserta jajarannya turun sendiri untuk menenangkan massa.
Bentrokan itu sendiri disebabkan oleh persoalan sepele, salah paham antara sopir dari Desa Gunaksa dan sejumlah pemuda Banjar Lekok, Sempalan, Kamis siang. Kesalahpahaman itu menyebabkan mereka berkelahi. Namun, itu bisa diselesaikan aparat Polsek Dawan. Keesokan harinya, sopir dari Desa Gunaksa itu dengan ditemani beberapa temannya datang lagi ke Sempalan. Kabarnya hendak meminta maaf, tapi kedatangan itu ditanggapi sebagai upaya balas dendam. Maka, warga Sempalan pun menghimpun massa. Melihat gelagat ini, kelompok Gunaksa buru-buru balik badan dan menghimpun warga desanya. Itu yang menyebabkan kedua kelompok massa saling berhadapan.
Untuk menghindari kemungkinan memanasnya kembali massa, polisi masih menyiagakan pasukan Brimob dan Dalmas di antara dua desa. Sedangkan Jumat siang itu arus lalu-lintas antara Bali dan Lombok mulai lancar kembali.
Johan Budi S.P., Prasidono L., dan Tempo News Room
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini