Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Hasil investigasi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Riau, lembaga nonpemerintah yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan, mendapati sebagian besar kebakaran hutan di Provinsi Riau berada di dalam area konsesi perusahaan perkebunan sawit dan hutan tanaman industri. Sesuai dengan temuan Walhi, titik api berada di kawasan perkebunan milik sembilan perusahaan, antara lain PT MSK, PT RAP, PT SRL, PT RKL, PT SPA, PT RSUP, PT GHM, PT MMJ, dan PT TUM.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Total titik panas yang ditemukan di lahan konsesi milik perusahaan tersebut mencapai 62 titik," kata Direktur Walhi Riau, Riko Kurniawan, kepada Tempo, kemarin. Riko merinci bahwa 30 titik panas ditemukan di kawasan milik PT RSL, masing-masing satu titik panas di area PT MSK, PT SPA, PT RSUP, dan PT MMJ; masing-masing dua titik panas di PT GHM dan PT TUM; lima titik panas di PT RAP, serta 19 titik panas di PT RKL.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Riko, lembaganya mengetahui letak kebakaran lahan dan hutan tersebut dengan memantau titik kebakaran melalui satelit Terra dengan instrumen aqua modis (moderate resolution imaging spectroradiometer). Satelit ini bekerja mengawasi permukaan bumi setiap hari dengan cakupan area mencapai 2.300 kilometer dengan resolusi 250-1.000 meter. Walhi melakukan pemantauan setiap hari melalui satelit Terra. "Tingkat kepercayaannya mencapai 70 persen," ujar Riko.
Adapun temuan kebakaran hutan dan lahan di area perkebunan sembilan perusahaan tersebut mengacu pada pantauan Walhi pada 28 Februari lalu. Lembaga ini mendapati lokasi kebakaran tersebar di tujuh kabupaten dan kota di Riau, yaitu Bengkalis, Dumai, Siak, Rokan Hilir, Pelalawan, Kepulauan Meranti, dan Indragiri Hilir.
Selain temuan di atas, Walhi mendapati kebakaran terjadi di lahan perkebunan yang dikuasai perorangan. Tapi, kata dia, fakta ini menimbulkan pertanyaan karena lahan tersebut bersebelahan dengan perkebunan sawit milik perusahaan. "Khusus di lahan masyarakat itu, kebakaran terjadi di lahan cukong di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, untuk menanam sawit," kata Riko. Cukong adalah masyarakat yang menguasai lahan perkebunan dalam skala besar secara perorangan.
Sejak Januari lalu, terjadi kebakaran lahan dan hutan di Riau. Kebakaran ini meluas hingga menyebar di tujuh kabupaten. Sesuai dengan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau, luas lahan dan hutan yang terbakar mencapai 1.136 hektare.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Raffles B. Panjaitan, mengatakan penyebab kebakaran lahan dan hutan di Riau kebanyakan adalah unsur kesengajaan membuka lahan untuk perkebunan kelapa sawit. "Kami melihat lahan memang sengaja untuk ekspansi. Masalah ini sudah kami koordinasikan dengan penegak hukum," kata Raffles, saat berada di Posko Penanggulangan Bencana Asap, Pekanbaru, Riau.
Meski begitu, Raffles mengelak jika disebutkan lokasi kebakaran berada di dalam wilayah konsesi perusahaan di Rupat dan Dumai. Dua wilayah ini merupakan daerah yang terdapat banyak perkebunan sawit dan hutan taman industri milik perusahaan. Ia melihat pola kebakaran lahan ini, yaitu terjadi di lahan milik masyarakat yang sudah dibagi-bagi dan kebetulan berdekatan dengan lokasi konsesi perkebunan sawit. "Kebakaran di konsesi perusahaan tidak ada. Yang ada milik masyarakat secara perorangan," katanya. FAJAR PEBRIANTO | RUSMAN PARAQBUEQ
Sebaran Kebakaran di Hutan Riau
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo