Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Kepala Badan Gizi Nasional Klaim Makan Bergizi Gratis Diberikan Saat Jam Sarapan

Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana merespons usul FSGI yang mengusulkan makan bergizi gratis diberikan saat jam sarapan.

8 Januari 2025 | 23.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Siswa makan makanan proyek Makan Bergizi Gratis di SDN 013 Pasirkaliki, Bandung, Jawa Barat, 8 Januari 2025. 343 siswa SDN 013 Pasirkaliki mendapat jatah Makan Bergizi Gratis. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Gizi Nasional atau BGN Dadan Hindayana mengklaim pemberian makan bergizi gratis telah dilakukan pada jam sarapan. Dia mengatakan jam sarapan ini dimulai pada pukul 8 pagi untuk anak sekolah PAUD, serta pada jam 09.30 untuk siswa sekolah dasar atau SD.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun begitu, dia tidak menjelaskan waktu pembagian makan bergizi gratis untuk anak SMP serta SMA. "Anak Paud sampai kelas 2 SD makannya pukul 08.00, anak SD lainnya 09.30," kata Dadan Hindayana saat dihubungi Tempo melalui aplikasi perpesanan pada Rabu, 8 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dadan mengungkapkan hal ini untuk merespons Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) yang mengusulkan agar pendistribusian program makan bergizi gratis dilakukan pada jam sarapan. Anggota Dewan Kehormatan FSGI, Heru Purnomo mengatakan pemberian makan bergizi gratis pada jam sarapan dilakukan untuk semua kelas baik TK, SD, SMP, hingga SMA.

Menurut Heru, memberikan sarapan kepada siswa dapat membantu mereka memiliki energi dan pikiran untuk memahami pelajaran dengan baik. Selain itu, sarapan juga berperan dalam mendukung kesiapan mental, sehingga siswa lebih siap untuk belajar.

"Pagi-pagi itu (siswa) sudah ada di belakang, di kantin. Mereka tidak mengindahkan untuk belajar tetapi lebih mementingkan makan. Saya tanya, Kenapa? Mereka menjawab, Perut saya lapar, Pak. Dari rumah tidak sarapan, hanya minum air putih," kata Heru saat dihubungi Senin malam, 6 Januari 2025.

Heru berujar, temuannya di lapangan sebagai guru, banyak siswa yang tidak semangat mengikuti pelajaran ketika dalam keadaan perut lapar. Bahkan, tidak jarang ia mendapati siswa meninggalkan kelas dan pergi ke kantin saat jam pelajaran berlangsung.

Kemudian, Heru berpendapat jika makan siang disajikan sekitar pukul 12.00, siswa sudah melewatkan sekitar 75 hingga 80 persen waktu pembelajaran. Sisa pembelajaran biasanya hanya diisi dengan materi yang lebih ringan, karena pada siang hari siswa cenderung lelah dan kurang segar. Oleh karena itu, menurut dia jika tujuan program ini adalah untuk mengembangkan peserta didik dalam rangka menyongsong bonus demografi 2045, sebaiknya diberikan saat sarapan.

"Agar makanan bergizi penuh protein tersebut mampu menjadi energi dalam menumbuhkan keterampilan berpikirnya, keterampilan bersiapnya, dan keterampilan menumbuhkan fisiknya, sehingga fisiknya menjadi lebih baik," ujar dia.

Hanin Marwah, Hendrik Yaputra, dan M. Rizki Yusrial berkontribusi dalam tulisan ini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus