BERIKUT catatan kecil tentang bintang-bintang Konperensi Asia Afrika 30 tahun lalu, dan riwayatnya kemudian. Sukarno (1901-1970). Presiden pertama RI inilah sebenarnya yang empunya ambisi untuk lahirnya solidaritas Asia Afrika. Pidato pembukaannya yang mendapat sepuluh kali tepuk tangan itu oleh PM India Nehru kemudian diusulkan menjadi "pesan untuk KAA" - dan usul diterima bulat. Pagi, 21 Juni 1970, pencetus gagasan KAA ini meninggal karena penyakit ginjal. Ali Sastroamidjoio (1903-1975). Seandainya mosi tidak percanya terhadap Kabinet Ali menjelang KAA berhasil, mungkin sejarah berjalan lain. Tapi mosi gagal, dan orang PNI yang dekat dengan Bung Karno ini dipilih jadi ketua KAA. Tokoh berjenggot ini sering menjadi juru damai, atau pelicin jalan konperensi. Berhenti dari perdana menteri, Ali diangkat sebagai wakil Indonesia di PBB (1957-1960). Sampai 1966 ia ketua umum PNI. Setahun kemudian pensiun dari segala jabatan, dan 1975 ia menutup mata untuk selamanya, karena kanker paru-paru. Jawaharlal Nehru (1889-1964). PM pertama India merdeka ini suka mendominasi pertemuan resmi dan tak resmi. Konon, ia berambisi jadi bintang KAA. Dalam konperensi ini semangat anti kolonialismenya sering ditampilkan, tapi selalu dipotong oleh Zhou. Pertikaian perbatasan dengan RRC, awal 1960-an, tampaknya mengganggu Nehru benar. Sejak itu kesehatannya makin menurun. Lalu 1963 ia mendapat serangan jantung ringan, 27 Mei ia meninggal karena serangan jantung ketiga kalinya. Mohammed Ali (1909-1963). PM Pakistan ini, sebagai salah satu tokoh Konperensi Kolombo, memang pantas marah. Yakni, ketika diberi tahu sudah ada persetujuan tak resmi tanpa dia hadir. Untung, Ali Sastroamidjojo bisa menenangkannya. Dari PM (1953 - 1955), ia kemudian absen dari kabinet, lalu 1959 diangkat menjadi menteri luar negeri sampai meninggal 1963. Gamal Abdul Nasser (19181970). la termasuk pimpinan negara yang masih muda waktu itu, baru 37. Dan di KAA inilah Nasser yang setahun sebelumnya mengangkat diri menjadi PM Mesir, mendapat nama internasional. Tapi tokoh ini pun terhitung tak berumur panjang, meninggal pada usia 52, karena sakit. Zhou Enlai (1898-1976). Tokoh ini paling menarik perhatian di KAA Bandung. Maklum, dunia luar jarang mendapat kesempatan mendengar langsung dari pimpinan RRC pandangan negeri itu. Sebenarnya, delegasi RRC hanya ingin memberikan pandangan secara tertulls. Tapi setelah mendengarkan beberapa pimpinan delegasi berpidato, akhirnya RRC pun minta waktu tampil di mimbar, dan Zhou pun berpidato: tentang RRC di tengah Ideologl-ideologi dunia, kebebasan beragama, dan subversi negara asing. Zhou di KAA ini sering "memadamkan" ambisi Nehru. Sampai akhir hayatnya ia PM RRC. U Nu. Ketika KAA PM Burma ini berumur 48. Ia ambil bagian dalam Konperensi Kolombo yang bisa dianggap cikal bakal KAA. Tapi pemerintahannya pun tak langgeng: 1962 ia digulingkan Ne Win, dan dipenjarakan. Pada 1969 tokoh ini dibuang ke luar negeri. Baru dipanggil kembali pada 1980, mungkin sudah dianggap tak berbahaya. U Nu kini tinggal diam-diam di Burma, memusatkan diri pada kegiatan agama. Norodom Sihanouk. Hadir di KAA sebagai PM merangkap menteri luar negeri Kamboja. Ia masih sangat muda, 33, lebih muda empat tahun daripada Nasscr. Tapi peniup saksofon ini tak begitu baik nasibnya. Sejak 1970 ia terusir dari negaranya. Pham Van Dong. Mungkin Dong satu-satunya tokoh dalam KAA yang hingga kini masih pada jabatannya: perdana menteri. Dalam pidato penutupan KAA, ia antara lain menyatakan keprihatinan atas belum bersatunya Vietnam. Tapi tentu bukan berkat KAA bila 1975 Vietnam disatukan, dan Pham Van Dong menjadi PM Vietnam yang satu. Dan tentu bukan karena Vietnam telah menjadi satu bila ia tak muncul di peringatan KAA kini - negara ini hanya diwakili dubesnya untuk Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini