Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tiga mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, mengubah air limbah rumah potong hewan atau RPH menjadi energi listrik yang diberi nama Slaughtering House Waste Water (Shower).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketiga mahasiswa tersebut adalah Hendra Surawijaya dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH 2016), Elfahra Casanza Amada (FKH 2017), dan Rizhaf Setyo Hartono (FMIPA 2016) yang dibimbing dosen Ani Setianingrum.
"Pengembangan energi listrik saat ini lebih banyak memanfaatkan energi surya (solar cell), angin, panas, dan air. Namun, pengembangan tersebut masih memiliki kekurangan yaitu dapat menyebabkan kerusakan lingkungan, over heating, tergantung pada faktor cuaca dan harga yang relatif mahal," kata ketua tim peneliti pemanfaatan limbah air RPH, Hendra Surawijaya di Malang, Jawa Timur, Selasa, 18 Juni 2019.
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, katanya, ia dan dua rekannya berkolaborasi memanfaatkan limbah air RPH untuk menghasilkan alternatif listrik yang diberi nama Shower.
Kegiatan penelitian dan akhirnya membuahkan energi listrik dari air limbah RPH tersebut didanai oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta (PKM-KC).
Lebih lanjut, Hendra mengatakan Shower merupakan inovasi rancang bangun alat pemanfaatan bakteri limbah air rumah potong hewan dengan konsep bernama "Agar Salt Bridge". Teknologi Shower ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi masyarakat di lingkungan RPH.
Shower yang memanfaatkan limbah air bisa mengurangi pencemaran lingkungan sekitar sehingga bau limbah air yang tidak sedap bisa menjadi alternatif energi baru dan terbarukan.
Prototipe Shower, pembangkit litsrik dari limnbah rumah pemotongan hewan karya mahasiswa Universitas Brawijaya. (Dok. UB)
Ia menjelaskan mekanisme kerja Shower sangat mudah, yaitu air limbah RPH ditampung ke dalam wadah, dicampur dengan effective microorganisme 4 (EM4) untuk menghilangkan bau pada air limbah.
Selanjutnya, air limbah tadi ditambahkan manitol salt agar dan garam elektrolit. Dengan demikian, bakteri akan mengoksidasi substrat dan menghasilkan elektron dan proton pada anoda.
Elektron ditransfer melalui sirkuit eksternal, sedangkan proton didifusikan melalui separator membran manitol salt agar menuju katoda. Beda potensial elektron dan proton akan menghasilkan arus listrik.
"Energi listrik yang dihasilkan dari limbah air RPH dapat menjawab tantangan zero waste dan mengurangi pencemaran lingkungan. Selain itu, alat ini juga sebagai sumber energi baru dan terbarukan yang ramah lingkungan, efisien, murah, dan mudah digunakan," ujarnya.
Berdasarkan kelebihan tersebut, katanya, alat ini memiliki potensi yang luar biasa untuk mengatasi listrik dan ketahanan energi di Indonesia, sehingga mampu mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs).
Menurut Hendra, dalam penelitian setiap sel Shower bisa menghasilkan 0,1 watt listrik. Untuk menghidupkan lampu 10 watt, diperlukan 100 sel. "Mungkin kalau sudah menggunakan penaik tegangan jumlah sel yang digunakan bisa kurang dari itu," katanya saat dihubungi Tempo, Rabu malam.
Berita lain tentang Universitas Brawijaya dan penelitian mahasiswa bisa Anda simak di Tempo.co.