Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Seniman muda Chakra Narasangga asal Bandung dan Herman Priyono dari Yogyakarta menggelar pameran gambar di Galeri Orbital Dago Bandung. Pameran berjudul Remnant itu berlangsung hingga Ahad, 17 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dua seniman ini cukup kuat, menonjol, dan secara pribadi saya agak tertarik juga perihal mimpi, ingatan, dan gaya surealis,” kata Mujahidin Nurrahman, inisiator pameran seusai pembukaan pameran, Rabu 23 Oktober 2024.
Gambar Abstrak dari Goresan Pensil
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Chakra kelahiran Bandung pada 2000 atau berusia 24 tahun, berupaya memproyeksikan ingatan-ingatannya dari tepian. Sehingga mimpi atau ingatan yang dihadirkan tidak lagi naratif atau figuratif, melainkan lebih terasa sebagai hasil gestur dari dalam diri yang mencoba keluar melalui tubuhnya. “Goresan-goresan pensil ataupun charcoal tampak mengikuti secara otomatis kemana tangannya akan menuntun,” kata Mujahidin.
Karya gambar Chakra Narasangga yang cenderung bergaya abstrak. TEMPO/ANWAR SISWADI
Bentuk-bentuk asing dan yang akrab terlihat bercampur pada karya gambar Chakra. Lulusan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung 2022 itu mengatakan kekaryaannya lebih condong ke gambar dengan media kering seperti pensil, charcoal atau arang di atas kertas serta kanvas. “Gambarnya cenderung ke gaya abstrak,” ujarnya saat sesi bincang seniman, Rabu 23 Oktober 2024.
Chakra pada karyanya melakukan eksplorasi tentang sifat memori yang kompleks dan terus berubah. Gambarnya berfungsi sebagai metafora visual dari ingatan yang membekas namun tidak lagi mampu disampaikan dengan narasi.
Gambar yang Dibalut dengan Rangka Besi
Sementara Herman yang kelahiran Jombang, Jawa Timur pada 1992 atau kini berusia 32 tahun, memiliki kecenderungan gaya surealis. Dia lebih yakin untuk menghadirkan objek-objek yang berasal dari ingatannya. Pada pamerannya kali ini, Herman mengangkat soal mimpi yang terkait dengan mitos dan pantangan yaitu tidur sore hingga menjelang magrib. “Bisa mimpi seperti orang demam yang acak,” katanya di acara yang sama.
Karya gambar Herman Priyono bercorak surealis yang dibalut dengan rangka besi. TEMPO/ANWAR SISWADI
Dia menggambarkan alam mimpi itu dengan bentuk bangunan dan ruangannya yang simetris. Kadang disertai undakan anak tangga dengan tiang-tiang melengkung setengah lingkaran. Menurut Herman, karya terbarunya terpengaruh oleh seniman Renato Nicolodi asal Belgia juga oleh hobinya yang membuat sepeda motor pesanan.
Proses pameran itu berawal dari pencarian seniman muda dan karyanya oleh Mujahidin lewat akun media sosialnya. Dari belasan seniman yang berminat dan mengirim karyanya, dia menilai Chakra dan Herman punya titik persinggungan secara teknis, visual, dan ceritanya hampir sama dengan pendekatan yang berbeda. Dari rencana membuat pameran tunggal masing-masing, kedua karya seniman muda Bandung dan Yogyakarta itu akhirnya diputuskan untuk diduetkan.
ANWAR SISWADI