Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung- Pengakuan UNESCO bahwa gamelan merupakan Warisan Budaya Tak Benda disambut suka cita oleh komposer musik asal Jerman, Dieter Mack. “Bagi saya, pengakuan dari UNESCO sudah lama ditunggu,” katanya kepada Tempo lewat surat elektronik, Kamis, 16 Desember 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Keputusan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB itu, kata Mack, merupakan langkah yang sangat positif untuk melestarikan seni gamelan di Indonesia. Selain itu memperkuat peranan gamelan sebagai kontribusi terpenting bangsa Indonesia kepada dunia seni internasional.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mack, 66 tahun, mulai tertarik gamelan sejak mahasiswa sekolah musik di Jerman pada 1978. Awalnya dia mempelajari musik gamelan di Bali hingga membentuk grup di Jerman pada 1982.
Baginya, gamelan yang mencakup banyak jenis alat musik itu lebih dari sekadar instrumen tradisional. "Tradisi bukan merupakan sesuatu yang statis, melainkan ada proses dari zaman ke zaman,” ujarnya. Maka selalu ada dua jalur pada prosesnya, yaitu melestarikan yang sudah ada dan mengembangkannya dengan ide-ide baru yang umumnya disebut kontemporer.
Menurut Mack, gamelan kontemporer selalu ada di ujung perkembangan tradisinya. Eksplorasinya bisa beragam sesuai kreativitas para komponis seperti Wayan Sudirana, Dewa Ketut Alit, Setiawan Jayantoro, atau Iwan Gunawan dari kelompok Kyai Fatahillah di Bandung.
Selain melestarikan gamelan lewat pendidikan seni di berapa perguruan tinggi, menurutnya yang paling penting adalah pendidikan seni di sekolah umum. Pemerintah mesti lebih memprioritaskan seni lokal serta memperdalam budaya gamelan dalam lingkungan anak didik. “Baik praktik kalau memungkinkan, atau melalui apresiasi dan imitasi kreatif,” ujar Mack.
Sebelumnya cuitan Presiden Joko Widodo pada 15 Desember 2021 mengabarkan bahwa UNESCO menetapkan gamelan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage). Indonesia menurutnya, akan terus melestarikan gamelan melalui pendidikan, festival, pertunjukan, dan pertukaran budaya.
ANWAR SISWADI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.