Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani menyoroti program-program yang ditawarkan pasangan Capres-Cawapres dalam bidang ekonomi tidak akan mungkin dalam jangka pendek dilakukan. Oleh karena itu, menurut dia, lompatan ekonomi pun tak bisa terjadi segera meskipun ada pergantian pemerintahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya melihat siapa pun yang jadi presiden, kita akan gini-gini (aja), nggak akan bisa peningkatan ekonomi 6-7 persen itu, belum kelihatan. Di mana sih yang signifikan investasi akan dilakukan?" kata Aviliani dalam “Outlook Industri Asuransi Jiwa dan Ekonomi Tahun 2024” di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Kamis, 25 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia lalu mencontohkan program pembangunan untuk menjadi negara maritim yang tidak akan mudah diwujudkan dalam waktu singkat. "Terus bangun IKN (Ibu Kota Negara), misalnya, apakah ada orang langsung ke sana?” ucapnya.
Oleh sebab itu, Aviliani menilai penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi nantinya masih akan berasal dari konsumsi. Yang terpenting, menurut dia, adalah kontribusi dari masyarakat dan perusahaan.
“Karena perusahaan dan masyarakat itu berkontribusi. Kalau investasi itu bisa dari perusahaan, kalau konsumsi bisa dari masyarakat, 80 persen itu adalah masyarakat dan perusahaan, baik BUMN atau perusahaan swasta,” tuturnya.
Untuk itu, Aviliani mendorong pemerintah untuk terus membantu masyarakat bertumbuh agar dapat meningkatkan pendapatan, dan membangun infrastruktur guna memudahkan mereka bekerja. Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan insentif untuk perusahaan-perusahaan besar agar bisa menjadi rantai pasok bagi Usaha Kecil Menengah (UKM).
Apalagi UKM memiliki tenaga kerja paling besar, tetapi belum tentu sejahtera karena kebanyakan UKM berada di subsistence level (tingkat konsumsi minimum di mana orang bisa bertahan).
“Jadi, saya rasa prioritas yang harus dilakukan pemerintahan itu dulu. Tapi yang lain jangan diganggu, biarkanlah dengan tumbuh apa adanya,” ungkap dia.
Selain itu, Aviliani pun berpendapat bahwa swasta dan BUMN harus bisa berjalan bersama, supaya ada playing field dan kesempatan yang sama. “Jangan ada monopoli di BUMN supaya ada playing field yang sama, (sehingga) akan menumbuhkan swasta lebih bagus,” ujarnya.
ANTARA