Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Bahlil Lahadalia: Temuan Tambang Tembaga Baru Berpotensi Tingkatkan Pendapatan Negara

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan bahwa temuan tambang tembaga baru oleh Indonesian Mining Association (IMA) berpotensi meningkatkan pendapatan negara. Terlebih menurutnya, harga tembaga saat ini sedang mengalami tren kenaikan.

10 Oktober 2024 | 14.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi Rosan Roeslani, dan pengusaha Garibaldi 'Boy' Thohir di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu, 9 Oktober 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengatakan temuan tambang tembaga baru oleh Indonesian Mining Association (IMA) berpotensi meningkatkan pendapatan negara. Terlebih menurutnya, harga tembaga saat ini sedang mengalami tren kenaikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Diketahui, London Metal Exchange (LME) mencatat harga tembaga berada di angka US$ 9.675 per ton pada hari ini, Kamis, 10 Oktober 2024. Angka tersebut turun 0,69 persen dalam penutupan perdagangan kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski demikian, harga tembaga tampak mengalami tren kenaikan dan sempat menyentuh level US$ 10.000 per ton selama dua kali pada tahun ini. Hal tersebut dipengaruhi antusiasme investor baru setelah pengumuman paket stimulus Cina yang bertujuan untuk menghidupkan kembali sektor manufakturnya. Pergeseran positif dalam sentimen juga tercermin dari menurunnya tingkat stok tembaga di Shanghai.

Selain meningkatkan pendapatan negara, dengan adanya potensi penambahan cadangan tembaga ini, menurut Bahlil juga bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan daya saing. Kendati demikian, Bahlil mengatakan belum mengetahui terkait penemuan tambang tembaga baru tersebut. "Kita bisa mengelola dalam negeri, dan kemudian sekarang harga tembaga naik terus. Jadi saya pikir okelah," ujarnya.

Kemudian, menurut Bahlil hasil dari tambahan calon tambang tembaga baru itu lebih baik diolah melalui pabrik pemurnian atau smelter katoda tembaga dalam negeri. Di antaranya adalah PT Freeport Indonesia (PTFI) dan Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT).

Sebelumnya, Ketua Umum Indonesian Mining Association (IMA) Rachmat Makkasau mengungkapkan bahwa Indonesia akan memiliki tiga cadangan tembaga baru yang diperkirakan mulai beroperasi dalam lima tahun ke depan.

Ia menyatakan, beroperasinya tambang tembaga baru tersebut akan meningkatkan kapasitas produksi smelter konsentrat tembaga di dalam negeri, serta memberikan potensi bagi Indonesia untuk menjadi salah satu produsen katoda tembaga terbesar di dunia.

Dia mengungkapkan, tiga cadangan baru itu sudah mencapai tahap eksplorasi akhir. Adapun, ketiga tambang itu ada di Tambang Tujuh Bukit Banyuwangi, Tambang Sumbawa Timur Mining Sumbawa, dan Tambang Gorontalo Mineral Sulawesi. "Kalau ketiga itu beroperasi dalam rentang berapa tahun yang akan datang, ini akan menambah produksi Indonesia," kata Rachmat dikutip dari situs resmi IMA pada Kamis, 10 Oktober 2024.

Rachmat menyatakan, penambahan cadangan tembaga ini akan menguntungkan Indonesia, mengingat data yang dimilikinya menunjukkan bahwa produksi katoda tembaga di negara lain mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Rachmat juga menambahkan bahwa jika ketiga tambang tersebut mulai beroperasi, produksi katoda tembaga Indonesia dapat mencapai lebih dari 2 juta ton per tahun.

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus