Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

InJourney: Lonjakan Harga Tiket Pesawat Akibat Minimnya Armada

Jika permintaan tiket pesawat tinggi, sementara penawarannya terbatas dikarenakan jumlah penerbangan sedikit, maka harga tiket akan cenderung naik

9 Desember 2024 | 06.00 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar
Aktivitas penerbangan terlihat di landasan pacu selatan di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 28 November 2024. Pemerintah sepakat menurunkan harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik sebesar 10 persen selama periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, untuk membantu masyarakat dalam rangka mengurangi beban harga tiket di seluruh bandara di Indonesia. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) alias InJourney, Maya Watono, menyatakan penurunan jumlah unit pesawat yang beroperasi menjadi salah satu penyebab utama tingginya harga tiket pesawat. Ia menyebut, total penurunan jumlah kumpulan pesawat yang dioperasikan maskapai penerbangan (fleet) dari beberapa waktu sebelumnya mencapai 400 fleet.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sebelumnya itu 750 fleet sekarang di 350 fleet. Bagaimana kami bisa memenuhi demand kalau supply-nya saja enggak ada," tuturnya saat menggelar konferensi pers di Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta Pusat, Jumat, 6 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia melanjutkan, sebagaimana konsep dasar ekonomi terkait permintaan (demand) dan penawaran (supply), jika permintaan tiket pesawat tinggi, sementara penawarannya terbatas dikarenakan jumlah penerbangan sedikit, maka harga tiket akan cenderung naik. Hal ini berlaku sebaliknya, jika penawaran atau suplai penerbangan lebih tinggi dari permintaan, harga tiket bisa turun.

Menurutnya, jalan keluar untuk mengatasi persoalan tingginya harga tiket pesawat harus mengatasi akar permasalahan, bukan hanya solusi yang berdampak sementara. Menurut pandangannya, masalah tersebut tidak bisa diselesaikan secara parsial, sehingga diperlukan koordinasi yang baik antara berbagai kementerian dan lembaga terkait. "Banyak kementerian dan lembaga yang harus duduk bareng. Kami lihat problem-nya, (jadi) tidak hanya memperbaiki symptom tapi juga problem," katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Wamildan Tsani Panjaitan, mengonfirmasi rencana penambahan pesawat pada 2025 mendatang sebanyak 15-20 unit. Hal itu, kata dia, menjadi upaya untuk meningkatkan kemampuan maskapai pelat merah ini dalam memenuhi permintaan penumpang. “Target kami di 2025 menambah 15-20 pesawat. Kita memang perlu penambahan jumlah pesawat,” ujarnya.

Dalam waktu dekat, Wamildan memastikan akan ada empat unit pesawat baru. Dua di antaranya akan ditambahkan pada Desember 2024, sementara dua lainnya akan datang pada Januari 2025. Ia menyampaikan, saat ini salah satu unit baru sedang menjalani proses pengecatan dan penataan interior.

Di samping itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan keputusan penurunan harga tiket pesawat menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 akan terealisasi. Dalam kunjungannya ke Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta Rabu kemarin, Erick mengatakan penurunan harga tiket pesawat ini merupakan instruksi Presiden Prabowo Subianto.

“Tadi saya bersama Direksi Garuda, Citilink, dan Pelita Air ngecek harga tiket, ternyata benar turun. Ini juga berkat kerja sama dengan Pertamina dan pengelola bandara. Kami mencoba membantu harga tiket lebih baik sesuai dengan instruksi Bapak Presiden," kata Erick.

Meski demikian, Erick mengatakan bahwa upaya ini belum final dan akan terus dievaluasi. "Ada target pada 15 Desember, akhir bulan saya cek lagi, dan nanti Maret juga saya cek lagi. Ini proses yang harus terus diperbaiki," ujarnya. 

Hammam Izzuddin dan Adil Al Hasan berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus