Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ruas jalan tol di Pulau Jawa yang masuk dalam jaringan Trans Jawa telah menjadi magnet yang diincar investor asing. Yang terbaru, investor asing asal Hong Kong telah mengucurkan investasinya di dua ruas jalan tol, yakni Tol Solo-Ngawi dan Tol Ngawi-Kertosono-Kediri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Investor Hong Kong itu adalah Kings Key Limited (KKL), anak perusahaan Road King Expressway International Holdings Limited. CEO Road King Expressway International Holdings Limited Willy Chow mengatakan, dua ruas tol tersebut dipilih sebagai tujuan investasi perdana di Indonesia karena termasuk dalam jaringan tol Trans Jawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Di Indonesia, paling potensial untuk berinvestasi adalah di Pulau Jawa dan untuk jalan tol di Trans Jawa. Kami melihat Cina yang sudah banyak berinvestasi di bidang ini [infrastruktur] dan kami berharap juga bisa ikut mendukung pengembangan sosial dan ekonomi melalui infrastruktur yang baik," ujarnya, Rabu 18 Desember 2019.
Chow mengungkapkan, pihaknya sudah lama mengincar tiga ruas tol di Trans Jawa. Namun, saat ini yang terealisasi baru dua ruas tol tersebut. Sayangnya, dia enggan menyebutkan satu ruas tol lain yang juga tengah diincarnya.
"Tahun depan kami berencana menanamkan satu atau dua investasi lagi di Asia Tenggara. Namun, secara pribadi saya lebih tertarik [untuk berinvestasi] di Indonesia pada tahun depan," imbuh Chow.
Jaringan tol Trans Jawa yang menjadi magnet investasi juga diakui Direktur Utama PT Waskita Toll Road (WTR) Herwidiakto. Menurutnya, investor asing lebih tertarik berinvestasi di ruas tol Trans Jawa ketimbang ruas lainnya.
"Kalau investor memang inginnya [ruas tol] yang 'basah'. Kalau kami kan inginnya di-bundling. Misalnya, ruas tol Kayu-Agung-Palembang-Betung kan kurang baik [menarik dalam investasi], kami bundling dengan Trans Jawa, tapi mereka enggak mau. Jadi, terpaksa kami pisah," katanya.
Sebelumnya, Canada Pensiun Plan Investment Board (CPPIB) dan PT Bhaskara Utama Sedaya (BUS) mengumumkan telah mengakuisisi 55 persen saham PT Lintas Marga Sedaya (LMS) dari PLUS Expressway International Bhd, lini usaha internasional UEM Group Bhd, sebuah perusahaan asal Malaysia. Aksi akuisisi ini menandai berakhirnya kiprah investor Malaysia sebagai pemegang saham mayoritas di badan usaha jalan tol Cipali.
Investasi Kanada di jalan tol Cipali sekaligus menandai debut pengelola dana pensiun Kanada itu di sektor infrastruktur Indonesia. Akuisisi bersama saham LMS milik UEM membuat porsi saham BUS naik menjadi 55 persen, sedangkan CPPIB mengempit 45 persen saham. Adapun BUS merupakan anak usaha PT Astra Tol Nusantara yang memiliki 45 persen saham LMS.