Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Kenaikan Harga Tiket Pesawat, JK : Karena Persaingan Tidak Sehat

Jusuf Kalla mengatakan kenaikan tarif tiket pesawat disebabkan oleh adanya persaingan yang tidak sehat

12 Februari 2019 | 20.43 WIB

ilustrasi tiket pesawat (pixabay.com)
material-symbols:fullscreenPerbesar
ilustrasi tiket pesawat (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan kenaikan tarif tiket pesawat disebabkan oleh adanya persaingan yang tidak sehat. Antar maskapai, kata dia, sebelumnya berlomba menjual tiket penerbangan dengan harga murah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Jadi kalau kita tekan terlalu murah tiketnya, juga bagus untuk jangka pendek. Tapi jangka panjangnya, mereka tidak bisa beli pesawat baru, akhirnya kita yang kena juga," kata JK di Kantor Wapres Jakarta, Selasa 12 Februari 2019.

JK menuturkan menjual tiket penerbangan komersial dengan harga murah memang menguntungkan dengan mendapat banyak peminat penumpang. Namun keuntungan itu hanya berlaku dalam jangka pendek.

Wapres memberikan contoh sejumlah maskapai berbiaya murah yang akhirnya menutup perusahaan karena tidak lagi mampu membayar biaya operasional.

"Mengelola 'airlines' itu tidak mudah, apalagi kalau mau ditarik murah. Sudah berapa 'airlines' yang tutup ? Ada Batavia dulu, ada Adam Air, ada Merpati, ada Mandala, ada Sempati; semua itu kan tutup, bangkrut," kata dia.

Dengan adanya persaingan tidak sehat tersebut akibatnya industri transportasi udara di Indonesia didominasi antara lain oleh dua perusahaan besar, yakni PT Garuda Indonesia (Persero) dan PT Lion Mentari Airlines.

JK pun mengatakan dominasi tersebut juga salah satunya disebabkan oleh matinya maskapai yang menjual harga tiket pesawat murah.

"Menurut saya bukan kartel, karena mereka terlalu murah akhirnya yang lain mati. Jadi bukan karena didesain, tapi karena mereka mencoba-coba masuk 'airlines' dengan tarif murah, ya mati," katanya.

Untuk menghindari kepanikan masyarakat dalam menghadapi kenaikan harga tiket pesawat, Wapres meminta seluruh perusahaan penerbangan untuk duduk bersama dan menentukan biaya tetap operasional.

"Saya kira, walaupun mereka bersaing, mereka juga harus tetap menghitung biaya tetapnya, ada harga pokok daripada BBM itu. Karena 35 persen dari ongkos pesawat itu avtur kan," ujarnya.

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus