Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait alias Ara menggandeng pengusaha-pengusaha untuk merealisasikan program 3 juta rumah per tahun. Ara mengklaim tidak menawarkan atau memberikan imbal balik kepada pengusaha yang mau terlibat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Nggak ada menawarkan apa-apa karena mereka membangunnya, kalau tidak salah, di dekat atau di tempat mereka berusaha,” kata Ara ketika ditemui wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa, 3 Desember 2024. “Mereka mau menyumbang saja.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengusaha yang pertama terlibat dalam program ini adalah Sugianto Kusuma alias Aguan melalui PT Agung Sedayu Group. Aguan membangun 250 unit rumah di Desa Sukawali, Kecamatan Pakuhaji. Groundbreaking telah dilakukan pada Jumat, 1 November 2025. Dalam proyek ini, Aguan menggelontorkan Rp 60 miliar melalui dana yang disiapkan dari program Corporate Social Responsibility atau CSR.
Baru-baru ini, Ara juga mengatakan pengusaha sekaligus pemilik PT Alamtri Resources—dulu bernama PT Adaro Energy—Garibaldi Thohir alias Boy Thohir bakal membangun rumah rakyat di Kalimantan Selatan. Kemudian, PT Berau Coal di Kalimantan Timur. "Kenapa mereka (membangun) di sana, karena (punya) tambang di sana,” kata Ara di Rusunawa Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Kamis, 28 November 2024.
Namun, saat dikonfirmasi seusai rapat kerja di Komisi V, Selasa hari ini, Ara belum bisa memastikan kapan groundbreaking dilakukan. Begitu pula dengan jumlah unit rumah yang akan dibangun. Namun, ia berharap proyek ini segera direalisasikan.
“Mudah-mudahan Desember ini akan jalan, ya. Kalau nggak di Kalimantan Timur, di Kalimantan Selatan,” kata politikus Partai Gerindra itu.
Program 3 juta rumah merupakan program yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto. Prabowo menargetkan pembangunan dua juta rumah di pedesaan dan satu juta rumah di perkotaan. Untuk merealisasikan program ini, Prabowo pun membentuk Kementerian PKP memilih Ara menjadi pemimpin. Sebelumnya, di era pemerintahan Presiden Jokowi, urusan perumahan berada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Ihwal keterlibatan pengusaha, Ara beberapa kali menyampaikan program 3 juta rumah dikonsepkan secara gotong royong. Hal ini lantaran anggaran Kementerian PKP yang cupet, hanya Rp 5,27 triliun. Selain menggandeng pengusaha, Ara berupaya mencari lahan gratis—termasuk lahan aset koruptor yang disita Kejaksaan Agung—untuk membangun hunian rakyat.
Langkah Ara melibatkan pengusaha kemudian disinggung Anggota Komisi V DPR Yasti Soepredjo dalam rapat kerja, Selasa, 3 Desember 2024. Yasti ragu program yang dijanjikan Presiden Prabowo Subianto sejak kampanye ini akan berhasil.
“Pak Menteri acap kali menyampaikan bahwa akan menggandeng naga-naga, pengusaha-pengusaha besar untuk mewujudkan visi misinya. Tapi hari ini, Pak Menteri, mohon maaf saya bilang ini (program 3 juta rumah) adalah mimpi-mimpi indah,” kata Yasti kepada Ara dalam forum rapat tersebut. “Kalau tahun 2025 tidak ada anggaran seperti ini, bagaimana di 2026, 2027, dan sebagainya?”
Sebelumnya, Yasti mengatakan dirinya bahagia dengan program 3 juta rumah tersebut. Politikus PDIP itu mengatakan program 3 juta rumah merupakan visi misi besar yang bila terealisasikan, maka kebutuhan sandang, pangan, dan papan, masyarakat bakal terpenuhi.
Namun, Yasti kemudian ragu karena anggaran Kementerian PKP sedikit. Kemudian, dalam paparannya, Ara menyampaikan bahwa Kementerian PKP menganggarkan Rp 908 miliar untuk membangun 2 juta rumah di pedesaan dan Rp 3,707 triliun untuk membangun satu juta rumah di perkotaan.
“Dan tadi saya melihat menteri kita, Pak Ara, agak lemes-lemes karena jauh panggang dari api ini anggaran,” kata Yasti.