Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jembatan Suramadu sempat menjadi bahan perbincangan belakangan ini. Pasalnya, di jembatan ini dilakukan penyetakan untuk mencegah penyebaran Covid-19. Dilansir dari tempo.co, pengendara dengan pelat M yang akan ke arah Surabaya melalui jembatan ini diharuskan melakukan tes Covid-19 terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jembatan Suramadu adalah jembatan yang menghubungkan antara Pulau Madura dan Pulau Jawa. Menurut catatan, jembatan ini adalah jembatan yang terpanjang di Indonesia. Panjang jembatan ini mencapai 5.438 meter. Secara struktur, jembatan ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu jalan laying, jembatan penghubung, dan jembatan utama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Difungsikan sebagai jembatan penyeberangan kendaraan bermotor, jembatan ini memiliki lebar 30 meter. Jembatan ini menyediakan empat jalur dua arah yang masing-masing seluas 3,5 meter dan dua jalur darurat selebar 2,75 meter.
Hal menarik yang dapat dilihat dari jembatan ini adalah bolehnya kendaraan roda dua melintas di atasnya. Padahal, jembatan ini difungsikan selayaknya jalan tol.
Dilansir dari laman milik Kemenkeu, pembangunan jembatan ini memakai alokasi pembangunan APBN #IniPunyaKita yang menelan biaya Rp 4,5 triliun rupiah. Jembatan ini dibangun dari tahun 2003 dan diresmikan pada tahun 2009. Karena proses pembangunan jembatan ini melibatkan dua presiden yang menjabat, jembatan ini diresmikan oleh dua presiden. Pada 2003, Presiden Megawati Soekarnoputri meresmikan awal pembangunan Jembatan Suramadu. Pada 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY meresmikan jembatan ini ketika telah selesai dibangun.
Jembatan ini dibangun dengan tujuan mempersingkat waktu tempuh Surabaya-Madura yang semula berkisar 30-60 menit jika menggunakan jalur laut hingga sekarang hanya membutuhkan waktu 10 menit. Selain itu, pemerintah mengharapkan jembatan ini mampu menunjang kondisi ekonomi sosial masyarakat khususnya masyarakat Madura. Untuk mendukung kegiatan ekonomi, sejak 2018 jembatan ini tidak lagi dikenakan tarif tol.
Melansir dari laman Indonesia Kaya, Jembatan Suramadu memiliki struktur yang disangga oleh beton berbentuk menara kembar dan akan menyala di malam hari. Menara tersebut masing-masing memiliki ketinggian sekitar 140 meter dan dilengkapi dengan konstruksi cable stayed untuk menopang menara. Karena perairan Selat Madura hingga saat ini masih ramai dilewati perahu dan kapal, Jembatan Suramadu dibuat tinggi di bagian tengahnya sehingga tidak menganggu lalu lintas perairan di bawahnya.
MAGHVIRA ARZAQ KARIMA