Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Menhub Sebut Pekan Depan Pesawat Besar Bisa Mendarat di Palu

Saat ini, salah satu fokus pembenahan yaitu perbaikan runway atau lintasan pesawat yang retak akibat gempa.

6 Oktober 2018 | 11.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Korban gempa selamat berjalan di Bandara Mutiara Sis Al Jufri untuk dievakuasi di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu, 29 September 2018. ANTARA/Muhammad Adimaja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan tengah melakukan perbaikan Bandara Mutiara SIS Al-Jufri, Palu, Sulawesi Tengah yang rusak akibat gempa pada Jumat, 28 September 2018. Saat ini, salah satu fokus pembenahan yaitu perbaikan runway atau lintasan pesawat yang retak akibat gempa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ditargetkan pada 11 Oktober atau 12 Oktober runway 15 dapat didarati oleh pesawat yang lebih besar," kata Pelaksana Tugas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Pramintohadi Sukarno dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, 6 Oktober 2018.

Runway 15 ini merupakan salah satu lintasan pesawat yang retak akibat gempa. Akibatnya, baru pesawat berukuran kecil yang bisa melintas. Untuk itu, saat ini tengah dilakukan pengerjaan cor lean concrete di runway sepanjang 2.250 kali 45 meter ini.

Sebelumnya, gempa berkekuatan 7,4 skala richter ini telah menyebabkan setidaknya 1.558 orang meninggal dunia. Sejumlah akses penghubung juga rusak sehingga empat kecamatan di Kabupaten Sigi masih terisolasi yaitu Kolawi, Kolawi Selatan, Titikor, dan Lindu.

Dari data Kementerian Perhubungan, Bandara Mutiara SIS Al-Jufri sebenarnya telah mulai melayani penumpang beberapa hari pasca gempa walau belum optimal. Pada 4 Oktober, telah ada 8 penerbangan rute Makassar-Palu dan Balikpapan-Palu. Penerbangan ini mengangkut 1096 orang penumpang menggunakan tiga maskapai yaitu Garuda Indonesia, Wings Air, dan Nam Air.

Selain runway, perbaikan juga dilakukan pada gedung terminal Bandara. Saat ini, baru satu dari dua lantai di bandara ini yang bisa berfungsi melayani aktivitas penerbangan. "Hari minggu, 7 Oktober 2018, bisa beoperasi optimal," ujarnya.

Kemudian, Pramintohadi juga mengatakan layanan navigasi penerbangan pesawat telah kembali beroperasi dengan normal. Jumlah traffic yang dilayani hingga 5 Oktober 2018 mencapai 79 pergerakan, 41 kedatangan dan 38 keberangkatan. "Untuk mendukung operasional bandara, saat ini personel bandara terdekat memberi bantuan," kata dia,

 

 

 

 

 

Fajar Pebrianto

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus