Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Paytren (PT Veritra Sentosa Internasional) yang didirikan pendakwah Yusuf Mansur menargetkan pendapatan Rp 5,17 triliun di tahun 2019. Risk Management Specialist Paytren Riky Rahmahdian mengatakan target tersebut lebih tinggi dibandingkan pendapatan pada 2018 yang sebesar Rp 2 triliun.
Baca juga: Selain di Jersey Lechia Gdanks, Logo Paytren Hiasi Stadion Lechia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Target kami pemasukan ya sekitar Rp 5,17 triliun dan untuk pengguna sendiri kami targetkan ada 10 juta," ujar dia di Satrio Tower, Kamis, 24 Januari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Paytren, kata Riky, menerapkan konsep syariah dengan sistem bagi hasil kepada para membernya. Riky menjelaskan Paytren tak hanya memiliki fokus dalam aspek bisnis.
Paytren juga memiliki fokus dalam hal edukasi dan inklusi keuangan digital untuk masyarakat kalangan menengah ke bawah. "Salah satunya yaitu training keuangan digital kami sediakan secara berkala kepada member, Paytren itu enggak mau dengan adanya pertumbuhan digital malah menghilangkan komunikasi antar manusianya," tutur dia.
Sebelumnya, Paytren juga sudah mengantongi izin transfer dana dari Bank Indonesia (BI). Dengan izin tersebut, pengguna Paytren bisa transfer ke mana pun tidak hanya ke sesama pemakai Paytren tapi juga akun bank mana pun.
Dengan izin itu, ia menambahkan pengguna bisa menggunakan teknologi QR code untuk pembayaran atau transfer. Di tahap awal, Yusuf berharap teknologi QR code dapat digunakan, di 1.200 masjid dan para pedagang di semua pasar modern dan tradisional, warung, serta sekolah.
KARTIKA ANGGRAENI I DIAS PRASONGKO