Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Pemerintah Tawarkan 47 Proyek Melalui Peta Peluang Investasi, Baru Laku 10

Pemerintah telah menawarkan proyek prioritas strategis melalui Peta Peluang Investasi (PPI).

8 Agustus 2022 | 23.00 WIB

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (dua kiri), seusai mengikuti program Penguatan Antikorupsi Penyelenggara Negara Berintegritas (PAKU Integritas) di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 24 Juni 2022. PAKU Integritas merupakan program pendidikan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan antikorupsi khusus bagi para penyelenggara negara di kementerian/lembaga. TEMPO/Imam Sukamto
Perbesar
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (dua kiri), seusai mengikuti program Penguatan Antikorupsi Penyelenggara Negara Berintegritas (PAKU Integritas) di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 24 Juni 2022. PAKU Integritas merupakan program pendidikan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan antikorupsi khusus bagi para penyelenggara negara di kementerian/lembaga. TEMPO/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah telah menawarkan proyek prioritas strategis melalui Peta Peluang Investasi (PPI). Sejak disusun pada 2 tahun lalu, 47 proyek yang ditawarkan kepara investor, termasuk investor mancanegara dengan total nilai investasi Rp157 triliun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, dari total 47 proyek yang telah dicanangkan itu, 10 proyek telah laku dan 17 proyek lainnya masih dalam tahap negosiasi. Investor yang berminat berasal dari Eropa hingga Asia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Ada eropa, kemudian Korea, kemudian ada Taiwan, ada Cina," kata Bahlil saat ditemui di kantornya, Senin, 8 Agustus 2022.

Bahlil menjelaskan, melalui PPI, proyek-proyek yang bisa diinvestasikan akan semakin jelas dan sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional. Dia memastikan ke depannya, investasi tidak asal-asalan masuk ke Tanah Air.

"Selama ini Indonesia melakukan investasi itu enggak jelas apa yang mau diinvestasikan, jadi kita mengarang bebas saja," ujar Bahlil.

Dengan PPI ini, dia mengatakan, proyek yang ditawarkan juga semakin jelas kepada para investor karena sudah didasari pada studi kelayakan atau feasibility study. Oleh sebab itu, investasi dapat diidentifikasi masuk ke sektor mana, dalam bentuk apa, dan di wilayah mana.

"Sudah ada kawasan industrinya, izinnya begini, sekian lama bangun industrinya, sekian lama break event pointnya, jadi lebih terukur dan sudah mulai dikerjakan," ucap Bahlil.

Pada 4 Agustus 2022, Bahlil juga telah memimpin langsung Rapat Koordinasi PPI oleh Gubernur dan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dari 13 provinsi. Mulai dari Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Selatan, Gorontalo, dan Maluku. 

Adapun proyek yang difokuskan dalam PPI itu menurut Bahlil adalah pada sektorpembangunan industri berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan. Tujuannya agar produk yang dihasilkan memiliki nilai kompetitif dalam dunia usaha global. 

"Pertambangan, sama manufaktur, dua itu kita sasar yang semuanya itu mengarah kepada green energy, industri ramah lingkungan," kata dia.

Secara rinci, ada 22 profil proyek investasi yang disusun dalam PPI 2022, terdiri dari 11 proyek berbasis Sumber Daya Alam (SDA) serta 11 proyek berbasis industri manufaktur. Klaster yang termasuk dalam proyek SDA yaitu perkebunan, hortikultura, tanaman pangan, peternakan, perikanan dan energi. 

Sedangkan untuk proyek berbasis industri manufaktur, yaitu terdiri dari klaster industri kimia, industri aneka, industri logam, industri mesin, industri alat transportasi, dan industri elektronika. 

Proyek investasi ini nanti diharapkan akan memberikan kontribusi langsung terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya untuk pengentasan kemiskinan, penciptaan pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, serta berkurangnya kesenjangan.

"Itu produknya laku kalau dia memenuhi 3 komitmen global, energy baru terbarukan, kawasan industri yang ramah lingkungan, dan yang ketiga itu bagaimana memberdayakan masyarakat lokal," ujar Bahlil.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus