Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki ingin mempercepat pendirian pusat produk UMKM Indonesia di Bali. Alasannya, pusat produk UMKM dinilai dapat mendorong dan berekspansi ke pasar global agar lebih maksimal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami ingin jadikan Bali sebagai jendela untuk pasar produk UMKM ke banyak negara,” katanya dalam diskusi virtual bertema Bali Bangkit di Jakarta, Minggu 26 Juli 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, pusat UMKM atau trading house UMKM di Pulau Dewata nantinya tidak hanya menyajikan untuk produk dari Bali, namun dari seluruh Indonesia.
Dengan adanya pusat UMKM, kata dia, akan memudahkan pembeli atau pelaku usaha dari luar negeri bertransaksi mengingat Bali menjadi tujuan wisata dunia.
“Ada banyak kasus misalnya turis dari Eropa, menemukan produk UMKM di Bali, mereka cari di mana produksinya, kemudian terjadi deal bisnis yang bagus,” katanya.
Teten menyebut salah satu contoh produk UMKM, Javara, memiliki merek kuat dan banyak ditemukan pelaku bisnis global di Bali.
Kini, produk dengan rempah-rempah dan hasil pertanian lokal itu berkembang lebih dari 200 produk dan sudah merambah pasar Eropa salah satunya di Swiss.
Pusat UMKM itu, lanjut dia, diharapkan juga mendongkrak ekspor UMKM 14,5 persen dan tahun 2024 itu ditargetkan naik dua kali lipat.
“Ini pernah saya sampaikan informal ke Gubernur (Bali), penting kita siapkan di Bali trading house produk UMKM supaya nanti lebih memudahkan para pembeli di luar berhubungan dengan produk UMKM,” katanya.
Dialog virtual itu diadakan Puri Kauhan Ubud, Bali, yang dihadiri Gubernur Bali Wayan Koster, Wakil Gubernur Bali Cokorda Oka Artha Ardana Sukawati, dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.