Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah hantaman pandemi corona terhadap bisnis perusahaan, investor asal Jepang SoftBank Group Corp. berencana melepas sebagian sahamnya di Alibaba Group Holding Ltd.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut sumber terkait, SoftBank berencana menjual saham Alibaba senilai sekitar US$14 miliar. Langkah ini merupakan bagian dari upaya SoftBank untuk menghimpun dana total senilai US$ 41 miliar, guna menopang bisnisnya yang terpukul oleh wabah corona.
Sementara itu, sumber yang sama mengungkapkan SoftBank tengah mempertimbangkan untuk memperoleh sisa dana dengan menjual saham di SoftBank Corp., serta sahamnya di Sprint Corp. pascamerger dengan T-Mobile US Inc.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Penjualan saham Alibaba sendiri dapat mencapai kisar nilai US$ 12 miliar hingga US$ 15 miliar,” menurut sumber yang identitasnya dirahasiakan itu, seperti dilansir dari Bloomberg, Selasa 24 Maret 2020.
Pada Senin 23 Maret 2020, Masayoshi Son, pendiri SoftBank, mengumumkan adanya rencana penjualan. Meski demikian, dia tidak menentukan aset mana yang akan dijual.
Konglomerat Jepang ini berkeinginan menghasilkan dana untuk buyback saham dan memangkas utang. Langkah ini demi mengurangi kekhawatiran investor yang telah menggerus lebih dari 40 persen nilai pasar SoftBank.
SoftBank, yang juga mengoperasikan data modal ventura Vision Fund, diketahui rentan terhadap guncangan ekonomi karena beban utang yang sangat besar dan ikatan dengan sejumlah startup yang tidak menguntungkan.Model bisnis startup ini sangat terpukul oleh pandemi corona yang menyebabkan jutaan orang tinggal di dalam rumah dan memangkas pengeluaran perjalanan.
“Pasar mengirimkan pesan yang kuat dan SoftBank telah memperhatikannya,” ujar Kirk Boodry, seorang analis di Redex Holdings, setelah pengumuman Son pada Senin.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Alibaba masih belum menanggapi permintaan untuk berkomentar yang dilayangkan melalui surat elektronik. Demikian pula juru bicara SoftBank di Tokyo dan AS menolak berkomentar.