Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bisnis

Warga Tangerang Kesulitan Beli LPG 3 Kg, Mesti dari Subuh hingga Siang

Larangan penjualan LPG 3 kg di pengecer menyebabkan warga Tangerang kesulitan mendapatkannya. Warga mesti antre dari subuh hingga siang.

3 Februari 2025 | 15.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga antre untuk membeli tabung gas LPG 3kg di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu, 26 Juli 2023. Pemerintah daerah setempat bersama Pertamina menggelar operasi pasar murah dengan Harga eceran terendah (HET) Rp16 ribu per tabung untuk mengatasi kelangkaan LPG 3kg yang terjadi sejak satu bulan terakhir. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Matahari baru saja muncul ketika Upik Palupi memulai perburuannya. Dari satu pangkalan ke pangkalan lain, ia mengitari kawasan Kutabumi, Pasar Kemis, Tangerang, Banten, demi satu tabung gas LPG 3 kilogram. “Saya dari jam enam muter-muter cari,” ujarnya saat dihubungi, Senin, 3 Februari 2025. Hanya saja, bukan hal mudah mendapatkan gas bersubsidi itu. Antrean di agen resmi sudah mengular kurang lebih 100 meter ketika ia tiba.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kelangkaan gas LPG 3 kg ini telah terjadi sejak empat hari lalu, dan puncaknya dirasakan warga kemarin. Upik bercerita di beberapa pangkalan, antrean tak hanya panjang, tetapi juga disertai aturan berbeda-beda. “Ada yang harus bawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK), ada yang tidak,” katanya. Harga pun bervariasi, dari Rp 19.000 hingga Rp 25.000 per tabung, bergantung pada tempat pembelian. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pangkalan resmi membatasi pembelian maksimal satu tabung per orang. Namun, menurut Upik, ada dugaan beberapa pelanggan sudah lebih dulu 'memesan' gas sebelum barang tiba di pangkalan. “Jadi disisihin dulu,” katanya. 

Tak hanya LPG 3 kg yang sulit didapat, tabung gas berukuran lebih besar pun mengalami kelangkaan. “Gas pink harganya Rp 205.000 di pangkalan, yang biru bisa sampai Rp 250.000,” ujar Upik. 

Setelah menunggu tiga jam, akhirnya ia berhasil mendapatkan tabung yang dicari. Namun, perjuangan itu menguras waktu dan tenaga. “Perjuangan banget,” ujarnya sambil tertawa kecil. 

Sementara itu, antrean di berbagai pangkalan masih terus terjadi. Warga berharap pasokan kembali normal agar mereka tak perlu menghabiskan waktu dan tenaga hanya untuk berburu gas.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus