Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Faktor Kecerdasan Anak Tidak Hanya Berhitung, Intip 7 Lainnya

Ada delapan cara untuk menstimulus kecerdasan anak. Berikut delapan kecerdasan anak beserta cara stimulusnya.

2 Desember 2017 | 07.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar pendidikan dan kecerdasan ganda Universitas Harvard, Amerika Serikat, Thomas Amstrong mengatakan sejak dulu faktor kecerdasan selalu dikaitkan dengan kemampuan anak dalam menguasai hitung-hitungan. Padahal, tidak semua anak kuat dan punya kecenderungan terhadap kecerdasan angka semacam itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan penelitian yang dikembangkan Howard Gardner sejak 1983, setiap manusia punya delapan potensi kecerdasan yang seharusnya bisa distimulasi sejak kecil. Setiap anak bisa saja memiliki delapan jenis kecerdasan tersebut. Baca: Aktivitas Fisik Dapat Bantu Kelola Emosi Anak

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tapi biasanya anak akan menonjol di salah satu sisi kecerdasan. Di sinilah perlunya peran orang tua untuk menangkap kecenderungan minat anak, lalu membantunya mengoptimalkan kecerdasan tersebut.

Orang tua harus bisa sering meluangkan waktu berinteraksi dengan anak mereka. Saat potensi kecerdasan anak terlihat, mereka bisa melakukan Smart Strength Finder. Smart Strength Finder berisi puluhan pertanyaan yang harus dijawab orang tua mengenai anak mereka.

Ilustrasi anak dan orang tua bermain gadget. itechgadget.com

Contohnya soal apakah anak suka bermain alat musik, apakah anak lebih suka menggambar, atau bahkan anak ternyata diam-diam kerap berinisiatif melakukan sesuatu. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menunjukkan kecenderungan kecerdasan anak.

Setelah orang tua mengetahui jenis kecerdasan yang dimiliki anak, di sinilah proses memberikan simulasi dimulai. Misalkan, bagi anak yang suka bermain alat musik bisa diperkenalkan dengan mengikuti les piano. Agar stimulasi berjalan efektif, semua kegiatan harus dilakukan dengan penuh kegembiraan. Baca: Beda Gaya Fashion Kate Middleton dan Meghan Markle saat Tunangan

Membacakan buku, disebutkan Thomas, adalah salah satu cara efektif untuk mengasah kecerdasan anak. Di dalam buku cerita terdapat unsur-unsur yang bisa dimanfaatkan untuk menggali potensi kecerdasan anak seperti bahasa, bunyi, gambar, dan imajinasi.

Membacakan buku memang baru satu dari sekian cara menstimulasi kecerdasan anak. Tapi lewat membaca beberapa unsur kecerdasan bisa terwakili di dalamnya. Sebagai contoh, Thomas menunjukkan sebuah buku cerita berjudul Dr. Seus Sleep Book. Melalui buku tersebut, kecerdasan linguistik, logika, angka, spasial, hingga intrapersonal dan interpersonal anak dirangsang.

Ilustrasi ibu mengajarkan anaknya membaca. shutterstock.com

Selain membacakan cerita, diperlukan pula peran orang tua untuk memainkan cerita dalam buku. Orang tua dianjurkan melakukan penekanan terhadap bunyi-bunyi tertentu dari kalimat yang berima, mengenalkan anak terhadap banyak kata-kata, menstimulasi anak untuk ikut berhitung atau bernyanyi, serta menanyakan pendapatnya terhadap nilai-nilai atau tokoh dalam cerita. "Stimulasi memang harus sejak dini karena akan menimbulkan koneksi-koneksi di otak sehingga membuat otak anak menjadi kaya," ujar Thomas November 2016. Baca: Hari AIDS Sedunia, Barack Obama Ajak Masyarakat Ikut Melawan


Berikut adalah delapan kecerdasan anak beserta stimulus yang bisa diberikan orang tua untuk mengembangkannya: 

1. Word smart (kecerdasan linguistik) 
Ciri-ciri: kecerdasan ini berkaitan dengan kemampuan menulis maupun berbicara. Tandanya anak gemar membaca, mengeja dengan baik, suka berbicara, atau mendengarkan cerita. 
Stimulus: melalui buku cerita, buku untuk menulis, berdialog, atau mendongeng.

2. Number smart (kecerdasan logika atau matematika) 
Ciri-ciri: tertarik dengan angka, suka matematika, sains, dan logika. 
Stimulus: dibelikan puzzle atau mainan yang berfungsi sebagai alat hitung.

3. Self smart (kecerdasan intrapersonal) 
Ciri-ciri: anak lebih suka bermain sendiri tapi sudah bisa mengatur emosinya. Dia juga punya kepercayaan diri tinggi dan tahu apa yang dia inginkan. 
Stimulus: anak diberikan ruang untuk bermain sendiri serta diajak berdiskusi.

4. People smart (kecerdasan interpersonal) 
Ciri-ciri: anak dengan kecerdasan ini suka berada di antara banyak orang. Ia punya empati tinggi dan bisa memahami perasaan orang lain. 
Stimulus: mengajak mereka bermain di luar.

Ilustrasi cita-cita anak. Aliexpress.com

5. Music smart (kecerdasan musikal) 
Ciri-ciri: suka menyanyi, menari, dan bermain alat musik. 
Stimulus: diajak menonton pertunjukan, menyanyi, menari, atau dibelikan alat musik.

6. Picture smart (kecerdasan spasial) 
Ciri-ciri: suka menggambar, mewarnai, atau berimajinasi. 
Stimulus: anak bisa dirangsang dengan dibelikan buku menggambar, alat gambar, kamera, serta mengunjungi galeri seni.

7. Body smart (kecerdasan kinetik) 
Ciri-ciri: sangat aktif, antusias dalam berolahraga, atau menyentuh benda dengan tangannya. 
Stimulus: anak bisa dirangsang dengan mainan seperti pasir atau balok, bermain di luar, dan membuat prakarya.

8. Nature smart (kecerdasan naturalis) 
Ciri-ciri: gemar bermain di alam, menyukai binatang, tumbuhan, dan peka terhadap lingkungan. 
Stimulus: diberikan hewan peliharaan, diajak menanam dan merawat tumbuhan, serta bermain di alam bebas.

KORAN TEMPO

Aisha Shaidra

Aisha Shaidra

Bergabung di Tempo sejak April 2013. Menulis gaya hidup dan tokoh untuk Koran Tempo dan Tempo.co. Kini, meliput isu ekonomi dan bisnis di majalah Tempo. Bagian dari tim penulis liputan “Jalan Pedang Dai Kampung” yang meraih penghargaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Lulusan Sastra Indonesia Universitas Padjadjaran.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus