Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Diving atau olahraga menyelam merupakan aktivitas ekstrem yang belakangan digemari pegiat wisata. Makin banyak penyelam yang menjelajahi perairan Idonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Munculnya titik-titik penyelaman baru, seperti di perairan Halmahera Utara, Maumere, dan Alor menjadi salah satu tanda bahwa perairan Nusantara kian dieksplorasi para penyelam.
Hal tersebut didukung dengan promosi alam bawah laut Indonesia yang semakin gencar melalui media sosial. Travel influencer pun makin sering turun ke laut untuk menceritakan indahnya biota yang ada di perairan Nusantara kepada dunia.
Dampaknya, makin banyak orang menekuni aktivitas menyelam. Hal itu diakui oleh host acara petualangan, Marshall Sastra. Marshall, yang sudah menekuni aktivitas menyelam dalam beberapa tahun terakhir, mengakui perkembangan diving di Indonesia cukup pesat.
"Banyak muncul diver baru," katanya saat ditemui di gedung Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 10 Maret 2018.
Seiring dengan tingginya minat masyarakat terhadap dunia menyelam, Marshall pun berbagi tip tentang hal-hal yang harus diketahui para penyelam yang sedang ingin belajar diving. Berikut ini tipnya.
1. Lebih dulu mencoba discover scuba. Jenis kegiatan ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang belum punya lisensi menyelam. Mereka bakal diajak merasakan rasanya memakai Scuba atau self-contained underwater breathing apparatus, yakni alat bernapas di dalam air.
2. Orang yang ingin diving harus lebih dulu bisa berenang. Kemampuan berenang ini penting karena saat memulai kursus, peserta akan diminta menunjukkan kenyamanannya dalam berenang.
3. Mengikuti kelas open water. Kelas ini merupakan langkah awal atau pemanasan sebelum penyelam turun ke laut.
4. Harus didampingi instruktur. "Selama diving, penyelam baru harus didampingi instruktur untuk memastikan bahwa dia aman di dalam laut," kata Marshall.
5. Kondisi badan disarankan fit, tidak flu dan tidak memiliki gangguan pada bagian telinga, hidung, dan tenggorokan. Sebab, ketika menyelam, orang akan berada pada tekanan tinggi.
Pada kondisi ini, aliran udara di telinga, mulut, dan hidung tak boleh terganggu. Saat penyelam sedang flu, risiko yang dihadapi adalah vertigo, kuping sakit, sampai mimisan. "Ini kan olahraga ekstrem, jadi kalau bisa benar-benar fit dan dalam kondisi maksimal," ucap Marshall.
6. Tidak memegang terumbu karang atau benda apa pun di dalam laut. Apalagi hanya untuk kepentingan diri sendiri, seperti foto. "Sebagai diver kita harus menjaga lingkungan. Kalau memegang, biota laut bisa rusak," ucapnya.
7. Pilih spot penyelaman yang tak berarus. Sebab, di titik yang tenang, penyelam pemula akan bisa benar-benar merasakan sensasi diving. "Kalau di tempat berarus, mereka akan terbawa gelombang dan malah tidak bisa menikmati aktivitas menyelam," ujarnya.
8. Memilih perairan dangkal lebih dulu. Penyelam pemula biasanya memang tak boleh menyelam di kedalaman lebih dari 18 meter. Alasannya supaya penyelam luwes beradaptasi dengan keadaan laut.
9. Live on board atau hidup di kapal selama beberapa hari juga direkomendasikan Marshall untuk para penyelam pemula. Dengan hidup di kapal, penyelam bisa mendatangi banyak titik diving, dan dengan begitu, mereka bakal bisa merasakan kondisi bawah laut yang berbeda-beda. Artinya, penyelam akan cepat beradaptasi.
Artikel lain: Sarapan Lak-lak Nan Legit, Soerabi Mungil Asal Bali