Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Ini Paket Wisata Favorit Wisatawan Mancanegara di Desa Wisata Mas Mas Lombok

Sebelum populer istilah desa wisata, pengurus Desa Mas Mas di Kabupaten Lombok Tengah NTB sudah menawarkan paket wisata kepada wisatawan mancanegara.

12 Januari 2022 | 16.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wisatawan mancanegara turun ke sawah saat berkunjung ke Desa Mas Mas di Kabupaten Lombok, Tengah, NTB. Dok. Habiburrahman Yusuf Akbar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Mataram - Desa Mas Mas di Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara. Sebelum populer istilah "desa wisata", pengurus Desa Mas Mas sudah menawarkan paket wisata kepada turis asing sejak 2009.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wisatawan yang datang sebagian besar berasal dari Eropa. Di antaranya, Jerman, Prancis, Swedia, Belgia, dan Austria. Pemandu mengajak wisatawan menikmati alam pedesaan dan budaya masyarakat setempat. "Kami mengenalkan segala yang asli dan alami kepada wisatawan yang datang," kata Kepala Desa Mas Mas, Habiburrahman Yusuf Akbar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada 2009, santri tamatan Mahad Darul Qur’an Wal Hadist dan menyandang gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam, ini mengenalkan konsep Village Based Tourism atau wisata berbasis desa. Sepuluh tahun kemudian Habib menjabat Kepala Desa Mas Mas hingga sekarang.

Paket wisata yang ditawarkan kepada wisatawan misalkan turun ke sawah untuk melihat langsung cara menanam atau memanen padi, cara memasak kuliner lokal di rumah penduduk, hingga berkunjung ke sekolah-sekolah. Di Desa Mas Mas, wisatawan dapat menikmati pemandangan Gunung Rinjani, bendungan, persawahan, mendatangi kelompok penganyam ketak, pembuat kerupuk bonggol pisang, dan lainnya.

Wisatawan mancanegara berinteraksi dengan para pelajar di Desa Mas Mas, Kabupaten Lombok, Tengah, NTB. Dok. Habiburrahman Yusuf Akbar

Habib menceritakan, begitu ada wisatawan yang datang, para pemandu lokal langsung menyambut mereka di kantor Village Based Tourism Sekretariat untuk registrasi dan membayar paket wisata senilai Rp 150 ribu. Di situ, wisatawan mendapatkan penjelasan tentang apa yang boleh dan dilarang selama berkeliling desa. Setelah semua beres, pemandu kemudian memasangkan kain kepada turis sebagai tanda mereka tamu dan menghormati budaya lokal.

Saat berkunjung ke sekolah, para pemandu akan memberikan gambaran bagaimana aktivitas para pelajar di desa tersebut. Wisatawan dapat berinteraksi dengan murid, terutama dalam mengasah kemampuan berbahasa Inggris dan keterampilan lainnya. "Kami ingin para siswa termotivasi untuk lebih giat belajar, terutama bahasa asing," kata Habib. Komunikasi antara wisatawan dengan para pelajar dapat terbangun di dalam kelas maupun saat istirahat.

Berikutnya, para wisatawan diajak ke kantor desa dengan melewati lorong sayur. Bernama lorong sayur karena di sepanjang lorong dan setiap pekarangan rumah penduduk terdapat sayuran yang subur. Saat melintasinya, pemandu menjelaskan apa saja nama-nama sayuran tersebut, apa kandungan gizi, dan manfaatnya. Tiba di kantor desa, para turis mendapat informasi tentang tata pemerintahan di desa tersebut.

Wisatawan mancanegara turun ke sawah saat panen padi di Desa Mas Mas, Kabupaten Lombok, Tengah, NTB. Dok. Habiburrahman Yusuf Akbar

Ketika sampai di sawah, para wisatawan melihat langsung aktivitas para petani saat menanam atau memanen padi. Mereka mengetahui varietas padi, masa tanam, dan berbagai informasi tentang proses pengolahan dari padi, gabah, hingga menjadi beras. Para wisatawan kemudian beranjak ke Dusun Antak Antak. Di dusun ini, hampir seluruh penduduk perempuan bekerja sebagai penganyam ketak, sebuah kerajinan tangan dari rumput menjadi alas piring, gelas, nampan, wadah buah, sampai tas.

Dari Dusun Antak Antak, para wisatawan naik cidomo -seperti andong, menuju Dusun Punikasih, sentra pembuatan kerupuk bonggol pisang. Di sini, mereka melihat langsung proses pembuatan kerupuk bonggol pisang sambil menikmati lezatnya kerupuk tersebut. Untuk suguhan minum, para wisatawan dapat mencoba sirup lobe-lobe atau sirup pala dan kopi hitam asli Desa Mas Mas.

Setelah itu, para wisatawan beranjak ke rumah seorang penduduk untuk bersantap siang dengan kuliner khas Desa Mas Mas. Menunya adalah nasi putih, sayur peluk atau jejeruk (terdiri atas tanaman pakis, kancang panjang, jantung pisang, dan kecambah diberi bumbu santan campur kemiri), lauk ikan, ayam, atau telur bagi yang vegetarian, serta tahu tempe. Tak lupa sambal spesial Desa Mas Mas. Dan di sinilah paket wisata berakhir.

Wisatawan mancanegara mencoba menganyam kerajinan tangan di Dusun Antak Antak, Desa Mas Mas, Kabupaten Lombok, Tengah, NTB. Dok. Habiburrahman Yusuf Akbar

Jika ada wisatawan yang hendak menginap, Habib mengatakan, mereka bisa bermalam di rumah-rumah penduduk karena tidak ada hotel di desa tersebut demi menjaga orisinalitasnya. Dia menyampaikan berbagai kesan dari wisatawan yang mengikuti paket wisata tersebut. "Mereka sangat senang dan terkesan. Ucapannya antara lain, "ini adalah tur yang luar biasa", "ini adalah tour yang paling menyenangkan selama keliling dunia", "ini adalah pengalaman berharga. Saya harus datang lagi ke sini"," ujar Habib.

Aktivitas wisata tadi seketika senyap sejak pandemi Covid-19. Supaya perekonomian masyarakat terus bergerak, di Desa Mas Mas, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, kini terdapat Taman Dewi Mas yang merupakan tempat rekreasi. Di atas lahan seluas 1,7 hektare tersedia empat kolam pemandian untuk anak-anak dan dewasa, terpisah lelaki dan perempuan. Di setiap kolam juga akan dibangun dua unit homestay jika ada yang ingin menginap. "Kami juga membangun taman buah durian dan manggis, juga empat aula terbuka untuk tempat pelatihan," kata Ketua Kelompok Sadar Wisata Dewi Mas, Saiful Bahri.

Baca juga:
Desa Bilebante di Lombok Tengah NTB Juara Desa Wisata Alam

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus