Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Tur Virtual, Kenali Koleksi Wayang di Museum Wayang dari Rumah

Wayang adalah medium gambaran kisah nyata masyarakat dengan kearifan yang bisa dijadikan falsafah hidup.

13 Mei 2020 | 19.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Hanoman dan Rahwana. Foto: Google Arts and Culture

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kini lebih dari 4.000 koleksi Museum Wayang bisa diakses virtual dengan menggunakan gawai atau ponsel. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama Google dan Pemerintah DKI Jakarta menyediakan platform digital melalui Google Arts and Culture untuk menjelajahi khazanah wayang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami melestarikan bagian penting dari warisan Indonesia secara digital. Ini sekaligus merayakan keberagaman yang unik dan mewarnai setiap bagian Indonesia," kata Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid dalam keterangan tertulis, Rabu 13 Mei 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wayang termasuk dalam Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan non-bendawi Manusia yang diakui UNESCO. “Sebagai salah satu warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni bertutur," kata Hilmar. "Wayang bukan sekadar sebuah kesenian atau pertunjukan."

Hilmar Farid menambahkan, wayang adalah medium gambaran kisah nyata masyarakat dengan kearifan yang bisa dijadikan falsafah hidup. Laman itu akan menampilkan 12 pameran interaktif dari beragam jenis wayang. Ada pula busana yang dikenakan wayang yang khas dengan daerah asalnya. Masyarakat bisa mengakses tur yang dilengkapi panduan audio dan video tutorial tentang cara membuat wayang.

Kayon Blumbangan dan Onterja. Foto: Google Arts and Culture

Manajer Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Google Indonesia, Ryan Rahardjo mengatakan ada lebih banyak konten dari museum dan tempat bersejarah nasional ke Google Arts and Culture sejak Oktober 2017. "Mari kita merayakan lebih banyak warisan dan khazanah budaya Indonesia secara digital di masa mendatang,” katanya.

Google Arts and Culture telah menjadi mitra inovasi untuk lembaga kebudayaan dunia sejak tahun 2011. Platform itu menyediakan akses koleksi seni lebih dari 2.000 museum. "Museum Wayang ke Google Arts and Culture tidak hanya dapat diakses banyak orang di Indonesia, tapi juga untuk dikenalkan ke masyarakat dunia,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus