Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sambil menangis, Endang Yulida mempertanyakan kejelasan kasus anaknya, Yusuf Kardawi yang tewas dalam aksi demonstrasi menolak RKUHP dan revisi UU KPK yang berujung ricuh pada Kamis siang, 26 September 2019, di Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Siang ini, Endang diterima oleh Wakil Ketua Komisi III Desmond J. Mahesa di Ruang Rapat Komisi III DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan pada Selasa, 10 Desember 2019. Bersama Endang, hadir pula keluarga Imawan Randi. Yusuf dan Randi adalah dua mahasiswa Universitas Haluoleo (UHO) yang tewas dalam demonstrasi berujung ricuh di Kendari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sampai hari ini, polisi menyebut Yusuf tewas karena cedera terkena benda tumpul. Sementara Randi, tewas akibat peluru tajam polisi. "Kenapa pelaku Yusuf tidak terungkap, apa bedanya dengan Randi, mereka sama-sama mati?," ujar Endang sambil terisak-isak di Ruang Rapat Komisi III DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan pada Selasa, 10 Desember 2019.
Sampai hari ini, Endang tidak percaya bahwa Yusuf meninggal karena cedera terkena benda tumpul, seperti keterangan polisi. "Katanya Yusuf meninggal kena beda tumpul. Mereka bilang hanya ada batu di TKP. Batu apa yang bisa membuat anak saya meninggal?" ujar Endang.
"Mungkin memang sudah takdir anak saya meninggal, tapi yang saya tidak terima caranya, sadis. Selama 19 tahun saya besarkan, dia hilang seketika. Kenapa kasus Yusuf tidak ada progres sama sekali. Kenapa kasus anak saya seperti dianaktirikan?" ujar Endang.
Mendengar pengaduan Endang, Desmond berjanji akan meneruskan pengaduan ini kepada Kapolri Idham Azis untuk mendapatkan atensi serius dan segera ditindaklanjuti.