Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Anak muda itu

Seorang anak muda, bapaknya pegawai negeri, gagal testing. tapi ia sadar akan situasinya & tak ingin memberati bapaknya untuk menjadi pencuri. ia lalu memutuskan untuk menjadi orang yang mandiri.

4 September 1982 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MEMANG ada tinja di mana-mana, tapi mawar pun ada di mana-mana. Atas pengamatan pribadi itulah ndoro pangeran Odoyevsky mengaum: "Hai kamu orang para penulis! Apa tidak bisa kamu karang ihwal yang bermanfaat, yang bawa kesejukan, memekarkan hati yang kuncup, bukan pemandangan gurem-gurem melulu? Gunanya apa melolong tiap hari, membuat air mata jatuh berurai dan kepala pening. Tidak bisa juga? Nanti kularang kalian menulis baru rasa!" Sungguh benar ndoro yang satu ini. Dan menakutkan. Itu sebabnya tak akan ada tulisan yang terenyuh ketemu anak muda gagal perintis, biasa-biasa saja seperti papasan seekor burung gereja lalu di atas kepala. Di mana-mana ada barang itu, di mana-mana ada yang tak mampu lolos dari lubangnya. Lagi pula, kenapa urusan macam begitu jadi pikiran benar tak lebih dari satu noktah dalam samudra urusan yang tepinya sejauh mata memandang. Seorang anak muda putra tertua pegawai negeri harus menambah nyala lampu pijar dan memakai kacamata dan berlarian mengejar bimbingan tes yang sama banyaknya dengan tukang jual bubur kacang ijo dan menguras sampai sen terakhir anggaran rumah tangga. Saatnya tiba, duduklah dia ikuti testing seperti umumnya penonton sepakbola memenuhi stadion, menggantungkan nasibnya kepada isi kepala dan makhluk mutakhir yang namanya komputer. Waktu pengumuman tak ada nama dan nomor ujiannya tercantum dia pun tersenyum ke langit dan maklum semaklum-maklumnya jumlah bangku tak sebanding dengan jumlah peminat dan betapa susahnya tugas negeri bidang pendidikan, tidak semudah membangun toko dan hotel-hotel. Tak mau dia mengganggu bapaknya, apalagi tidaklah sopan memberati pegawai negeri. Tak mau dia mendesak bapaknya jadi dewa, atau jadi pencuri. Pun membiarkan diri jadi generasi sontoloyo, generation of vipers, rasanya kurang menarik. Bukan karena apa, kebanyakan sontoloyo harganya akan turun. Bagusnya aku ini mandiri saja, simpulnya singkat. Siapa yang bilang itu? Oh ya, patriot Amerika Latin Jose Figueres -- nama ini tidak pernah ditanyakan dalam testing -- "La Lucha San in", perjuangan tiada ujung. Bagaimana wujudnya akan ditentukan kemudian lewat kebijaksanaan tersendiri. Maunya membangun, membangun "seperti bukan manusia sehingga binatang buas minggir semua" meminjam misalnya Ehrenburg, tapi niat membangun bagi seorang yang tidak lulus perintis adalah jauh panggang dari api. Terpelanting kalau tidak terlempar -- dari putaran kebudayaan baru yang gagah perkasa dan sendirinya kurang ramah tamah serta getir. Jadi bagaimana mestinya? Mestinya tentu saja: perjuangan tiada ujung. Maka dengan langkah pasti diayunkan langkah menuju laut sebagaimana dianjurkan oleh banyak orang. Sambil mengempit The Deepnya Peter Benchley sang anak muda menyelusuri sela karang, meresapi benar betapa besar makna wawasan nusantara Begitu besarnya sampai-sampai seluruh ujung jari tidak mampu menyentuh dan jerit pekiknya lenyap entah ke mana. Kini giliran memeriksa warna. Mula menyelam darah menjadi hijau. Oleh serapan air sinar matahari menjadi pudar Oleh pudarnya ini apa yang namanya warna merah paling cepat sirna sedangkan warnah hijau paling bertahan. Lebih dari 100 kaki sang hijau pun tak bisa tegak lagi, undur ingsut beringsut. Tempatnya lekas diduduki warna biru. Tapi makin melampaui 200 kaki tak ada lagi warna bersisa kecuali hitam Darah pun menjadi hitam. Anak muda itu menjadi hitam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus