Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Editorial

Berharap Mudik Lancar Aman

Pemerintah membenahi jalan dan sistem distribusi bahan bakar mudik Lebaran. Faktor manusia tetap menentukan.

19 Juni 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DIBANDINGKAN dengan tahun lalu, menjelang Lebaran tahun ini tampaknya pemerintah lebih gesit mengantisipasi pelayanan mudik. Sejumlah ruas jalan tol didandani dan dibuka, jalan alternatif dan jalan provinsi pun ditingkatkan mutunya, rambu-rambu dirapikan dan ditambah.

Sektor logistik pun tak kalah trengginas. Tak sekadar mengandalkan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), Pertamina spesial menyiapkan sistem distribusi bahan bakar di jalur mudik. Para pemudik yang melintasi jalur tol fungsional bahkan akan dilayani 90 sepeda motor pengisian bahan bakar dan truk tangki, karena di sejumlah lintasan belum ada SPBU permanen. Satu sepeda motor memasok 50 liter bahan bakar Pertamax dengan harga yang sama dengan harga di SPBU.

Menjelang hari-H, kesibukan itu memang layak membesarkan hati para calon pemudik, khususnya di seantero Pulau Jawa--yang layak dinobatkan sebagai "pusat mudik nasional". Tapi semua persiapan yang menggembirakan itu toh tetap layak disiasati bila dibandingkan dengan perkiraan jumlah pemudik tahun ini. Jika jumlah pemudik tahun ini hanya naik 4 persen seperti kenaikan tahun sebelumnya, jalan-jalan di sepanjang Pulau Jawa akan menampung setidaknya 2,6 juta mobil pribadi. Kenaikan jumlah sepeda motor bisa mengkhawatirkan. Tahun lalu, angka kenaikan sepeda motor melonjak 50 persen dari tahun sebelumnya, sehingga mencapai 5,640 juta unit.

Keselesaan jalan tol dan jalan alternatif juga selayaknya diwaspadai sebagai penyebab kelengahan dan kealpaan berkendara. Karena itu, di samping membereskan jalan dan sistem perambuan, para pemangku kepentingan seharusnya memikirkan ketersediaan area istirahat yang cukup, lengkap dengan pelayanannya. Mobil-mobil toilet selayaknya disiapkan, menghindari "limbah manusiawi" yang bisa mencemari jalan dan udara.

Tahun lalu, angka kecelakaan mudik tercatat 2.979 kasus, turun 6 persen dari tahun sebelumnya. Angka tewas turun 20 persen, tapi masih mencapai 558 orang. Kecenderungan menurun ini sebaiknya bisa dipertahankan, apalagi jika penyebabnya terutama bergantung pada faktor manusia (human error).

Justru faktor manusialah yang dalam banyak hal ikut menentukan kelancaran dan keselamatan mobilitas di jalan raya. Mengandalkan jalan tol sebagai satu-satunya jalur lintasan bukanlah tindakan bijaksana. Tahun lalu, misalnya, para pemudik sangat "tergila-gila" mencoba jalan tol Brebes, sehingga terjadilah "tragedi Brexit" yang sangat disesalkan itu. Padahal, pada saat yang sama, jalur utara dan jalur selatan sebetulnya relatif lancar. Karena itu, para pemudik sebaiknya juga mengikuti arahan petugas yang mengatur kelancaran lalu lintas.

Kelancaran di Jawa tak serta-merta merepresentasikan kemudahan mudik di sekujur Tanah Air. Untuk para pemudik dengan tujuan timur Indonesia, khususnya Maluku, keadaan cuaca agak tidak menggembirakan. Pulau Ambon, misalnya, kini dilanda cuaca ekstrem dengan curah hujan di atas normal. Keadaan ini mempengaruhi pulau-pulau di sekitarnya, seperti Saparua, Haruku, Nusalaut, Buru, dan Seram.

Mudik, pada akhirnya, sepatutnya dipandu oleh akal sehat. Seluruh keinginan dan pertimbangan subyektif sebaiknya tak harus mengalahkan kondisi dan keadaan obyektif. Karena hakikat Lebaran adalah mensyukuri keselamatan, seyogianyalah dalam hal mudik pun faktor keselamatan tetap menjadi pertimbangan utama.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus