Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat

Gosip: demonstrasi tanpa jalan

Gosip bahayanya bisa dua kali lipat, karena hakikatnya yang hanya setengah-setengah. dia adalah koran tanpa kantor dan tanpa langganan, tapi selalu mempunyai pembaca tetap.

11 Februari 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

GOSIP, termasuk gosip politik, belakangan ini terasa makin luas merayap ke sana-kemari. Pada saat pembicaraan terbuka jadi macet, gosip dengan sendirinya menjadi penting, seperti juga lelucon-lelucon porno akan semakin menarik para remaja kalau pendidikan seks ditabukan. Gosip ibarat seorang muda yang nyelonong dari pintu belakang untuk menemui kekasihnya, karena pintu masuk selalu digembok dan ditunggui ayah pacarnya yang bertampang angker. Dengan kata lain, gosip adalah bentuk substitusi bagi komunikasi resmi yang kebetulan sedang dipersulit. Sebagai substitusi dia menunjukkan beberapa sifat yang barangkali penting untuk diselidiki, tetapi yang pasti cukup menarik untuk digosipkan. Gosip menjadi menarik karena sifatnya yang setengah terlarang. Sebagai komunikasi jalan belakang, dia dianggap dapat menyampaikan fakta atau kejadian yang tak mungkin dibicarakan terang-terangan. Apalagi larangan sendiri sering menjadi promosi gratis yang sangat efektif. Apa yang dilarang dibicarakan di forum terbuka semakin menarik untuk dikasak-kusukkan dalam remang atau dibisikkan di sudut yang gelap. Gosip menjadi memikat karena sifatnya yang setengah terbuka. Demikianlah, ada cerita yang diteruskan dari mulut ke mulut secara gencar tapi selalu disertai embel-embel: "Ini hanya khusus buat Anda. Jangan sekali-kali diceritakan lagi ke orang lain." Gosip adalah rahasia yang beredar keliling kota tanpa ada pengecer yang menjajakannya. Sebagai rahasia umum dia adalah pengetahuan yang diumumkan secara rahasia dan dirahasiakan secara umum. Gosip menjadi memikat karena sifatnya yang setengah benar. Tak pernah orang merasa perlu melakukan pengecekan kembali tentang kebenaran isinya. Lagi pula, kepada siapa harus dilakukan check and recheck? Tak ada redaksi yang bertanggung jawab terhadap isinya. Setiap orang bebas menambah atau mengurangi isi centa berdasarkan seleranya sendiri atau selera teman bicaranya. Pertanyaan tentang gosip tidaklah berbunyi "Apakah benar atau salah?", melainkan "Sudahkah Anda tahu atau belum?" Gosip menjadi efektif justru karena sifatnya yang setengah sampai. Kita tak pernah tahu siapa pengarangnya atau pengirimnya, dan alamat mana yang ditujunya. Mungkin karena itu semua orang merasa berkepentingan memungutnya di tengah jalan untuk kemudian mencampakkannya kembali di tengah jalan. Gosip mirip pos tanpa alamat yang akan sampai ke semua orang tanpa menjadi milik siapa pun. Gosip menjadi pokok pembicaraan karena sifatnya yang setengah serius Orang-orang berebut mendapatkan partisipasi dalam sejumlah informasi eksklusif, yang mereka tahu tak banyak faedahnya dan yang mungkin seluruhnya hanya isapan jempol atau kesia-siaan menggantang asap. Gosip adalah berita yang seakan terlalu serius untuk didiamkan, tetapi tak cukup serius untuk didengarkan. Gosip disukai karena sifatnya yang setengah lucu. Pada dasarnya orang-orang mendengarkan dengan penuh minat bukan untuk mempertimbangkan suatu moralnya, melainkan lebih karena ingin menertawakannya tanpa didengar orang. Namun, kejenakaan yang diakibatkannya tidak memperbaiki kesehatan jiwa karena terlalu rendah kadar humornya dan terlalu banyak rasa pahitnya. Gosip bagaikan seloroh tanpa gelak tawa, dagelan tanpa penonton, atau jeritan tanpa suara. Gosip begitu mudah diterima karena sifatnya yang setengah jelas. Tak pernah diketahui apa motif orang mengarang dan menyebarkannya. Apalagi pada dasarnya, yang menarik dalam gosip bukanlah apa yang digosipkan melainkan bahwa hal itu digosipkan. Dia bukanlah soal yang mengandung masalah yang layak dibicarakan bersama karena dia adalah hasil dari sekumpulan orang yang ada bersama tanpa masalah bersama. Gosip adalah jalan tengah antara keterbukaan dan kebisuan, dan kambing hitam yang berkeliaran di malam gelap. Gosip harus diperhitungkan karena sifatnya yang setengah nyata. Dia jadi penting bukan lantaran kenyataan empiris yang disampaikannya (yang mungkin tidak ada sama sekali), melainkan karena hadirnya gosip sendiri sudah merupakan suatu socialfact. Apakah benar seseorang telah membangun rumah mewah bergaya Prancis abad ke-l 7, akan selalu dapat diselidiki lagi dengan observasi empiris. Tetapi bahwa orang itu telah dikasak-kusukkan secara luas hal itu merupakan suatu hal yang secara sosial nyata. Gosip mengacaukan dua kenyataan itu dan karena itu mengacaukan juga tanggapan kita terhadapnya. Gosip patut diperhatikan karena sifatnya yang setengah sadar. Dia sering tidak mengungkapkan apa yang dikatakannya, tetapi dapat mengungkapkan banyak hal yang justru tidak dikatakannya. Dia adalah lambang ambivalensi manusia dan bukti ambivalensi bahasa. Gosip bagaikan bahasa yang menyembunyikan realitas dengan menyatakannya, dan sebaliknya menyatakan realitas yang benar ustru dengan menyembunyikannya. Gosip dapat menakutkan kita karena bersifat setengah perlawanan. Bagaikan arus di bawah permukaan, dia bisa menjadi aksi orang-orang yang tak punya kesempatan mengucapkan protes, dan yang juga tak tahu lagi apa yang harus dilawan, dan merupakan peralatan jiwa untuk menjaga pemerataan dan mengontrol keadilan. Gosip mengesankan semacam ancaman tanpa kekerasan, oposisi tanpa tuntutan, dan demonstrasi tanpa jalanan. Gosip tetap akan hidup terus karena sifatnya yang setengah imun. Dia tak seluruhnya imun karena akan tumpas dengan sendirinya oleh suasana yang lebih terbuka. Gosip adalah gelap yang muncul kareba ketiadaan sinar. Dia juga tak seluruhnya rentan karena selalu dapat muncul tanpa surat-izin-terbit sementara tidak ada cara apa pun untuk membredelnya. Dia adalah koran tanpa kantor dan tanpa uang langganan, tetapi selalu mempunyai pembaca tetap. Gosip kadang-kadang harus ditanggapi dengan sungguh-sungguh karena dia sering dianggap bukan sekadar gosip. Bahayanya bisa jadi dua kali lipat justru karena hakikatnya yang serba setengah-setengah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus