Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahasa

Perang

Paramedis harus senantiasa siaga untuk menolong orang yang terluka dalam peperangan.... Kata “perang” tak lagi hanya mengandung makna membunuh atau menghilangkan nyawa.

18 April 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Perang

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nur Hadi*

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PADA masa pandemi virus corona sekarang ini, di mana-mana didengungkan slogan untuk memerangi virus itu. Kata “perang”, yang sekian tahun telah disematkan pada kondisi saling membunuh, saling membinasakan, atau saling menekan dan mengancam di antara dua pihak—misalnya dua prajurit yang bermusuhan—kini dimaknai kebalikannya.

“Perang” dalam konteks prajurit selalu berjalan seiring dengan konflik antarmanusia, antar-kepentingan, ataupun antar-kekuasaan. Ia bersifat saling merusak, menghancurkan, bahkan meniadakan atau membunuh. Ketika corona menjadi pandemi, peperangan justru kembali membawa kita ke masa Florence Nightingale saat mendengungkan bahwa paramedis harus senantiasa siaga untuk menolong orang yang terluka dalam peperangan. Sejak itu pula kata “perang” tak lagi hanya mengandung makna membunuh atau menghilangkan nyawa. Paramedis akan senantiasa menjaga dan berupaya mempertahankan keberadaan nyawa. Makna kata “perang” bergantung pada subyek yang memakainya.

Mari kita ambil contoh lain. Ketika kata “perang” dipakai guru, definisinya pun berubah. Perang tidak lagi terbatas pada definisi membunuh musuh, mengalahkan lawan, atau menumpahkan darah, lantaran musuhnya juga berubah. Kebodohan dan kemalasanlah yang harus ditekan, dilawan, atau diperangi demi memunculkan kreativitas dan daya pikir yang kritis serta melahirkan murid-murid yang cerdas.

Kata “perang” juga akan berubah ketika digunakan para penderita penyakit. Ia bisa berarti melawan dengan berbagai macam obat untuk menekan keganasan penyakit atau menjaga kesehatan tubuh demi meningkatkan imunitas.

Demikian pula dalam kasus pandemi virus corona. Kata “memerangi” memiliki banyak makna yang seharusnya diketahui banyak orang demi menekan penyebaran virus tersebut yang masih masif dan belum terkendali.

Dalam setiap peperangan, taktik selalu menjadi kata kunci kemenangan. Taktik adalah penggerak senjata yang tak terlihat, yang menggerakkan setiap pion untuk mencapai kemenangan. Keunggulan senjata, strategi tempur, jumlah prajurit, serta urusan logistik adalah bagian dari taktik yang harus diperhatikan dalam peperangan dua pasukan yang sama-sama ingin memenangi pertempuran.

Metode pembelajaran, kedalaman materi dan sinkronisasinya dengan realitas, penerapan atau praktik, serta kondisi fisik dan psikologis guru dan siswa merupakan bagian dari taktik yang harus dijadikan acuan peperangan dalam sebuah kelas.

Sementara itu, kelengkapan alat medis, obat-obatan yang tersedia, lingkungan sosial, serta kondisi psikologis pasien seharusnya juga dimasukkan ke hitung-hitungan strategi para petugas medis dalam upaya menyelamatkan pasien.

Lantas, dalam peperangan melawan pandemi corona sekarang ini, apakah taktik yang dijalankan sudah tersosialisasi dengan baik hingga ke akar yang paling bawah?

Banyak taktik telah diumumkan untuk melawan penyebaran virus corona. Pertama, physical distancing atau jaga jarak. Ini masih harus ditambah dengan taktik kedua: penggunaan masker, terutama di luar rumah atau di tempat umum. Ketiga, rajin cuci tangan dengan hand sanitizer atau penyanitasi tangan, plus penyemprotan disinfektan ke permukaan benda mati. Keempat, kelengkapan alat pelindung diri bagi tenaga medis. Kelima, sosialisasi tentang semua hal yang berkaitan dengan Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19.

Lantaran virus adalah makhluk tak kasatmata, kepatuhan dan kedisiplinan atas strategi perang yang dianjurkan amatlah penting. Jangan sampai rumah sakit tak mampu lagi menjadi tempat penampungan bagi mereka yang lalai dan kalah perang.

*) Penulis cerita pendek, puisi, dan novel
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus