Kolom laksamana sukardi: suku bunga, bukan satu-satunya

Saya tertarik membaca tulisan Sdr. Laksamana Sukardi mengenai tolok ukur tingkat kepercayaan masyarakat pada suatu bank dalam "Cara Mempercayai Bank" (TEMPO, 1 Juni 1991, Kolom). Tersirat dalam tulisan itu, ia mengajak dan memberi pengertian kepada masyarakat bahwa sesuai dengan prinsip risk dan return, tingkat suku bunga deposito yang ditawarkan oleh suatu bank mencerminkan tingkat risiko masyarakat bila menempatkan uangnya pada bank tersebut. Hal itu dibuktikannya dengan membandingkan tingkat suku bunga antara yang ditawarkan oleh bank-bank pemerintah dan beberapa bank swasta devisa, perda 23 Mei 91. Namun, saya tidak sependapat jika tingkat suku bunga yang ditawarkan oleh suatu bank merupakan satu-satunya indikasi tingkat kepercayaan masyarakat kepada bank tersebut. Apalagi data tersebut di atas sifatnya momentum tanpa memperhatikan indikator lainnya yang justru lebih dominan. Sebagai contoh perlunya diperhatikan indikator-indikator lainnya dalam menilai kepercayaan kepada suatu bank, hal ini terbukti dari penilaian yang diberikan Capital Investigation Service (CIS) di Hong Kong, di mana disebutkan bahwa salah satu dari beberapa bank pemerintah Indonesia digolongkan dalam credit rating A dan bahkan ada yang masuk dalam AA (terlepas dari siapa pemilik bank tersebut). Sedangkan salah satu dari lima bank besar di Amerika Serikat, yang jangkauan operasionalnya sangat luas dan aset maupun equitinya sangat besar ( dibandingkan dengan bank-bank di Indonesia) serta manajemen yang sangat baik, hanya digolongkan dalam credit rating BBB oleh lembaga research dunia lainnya. BAMBANG SUSANTO Pengamat Ekonomi & Keuangan Alamat pada redaksi.