Mengapa Harus Monopoli ?

TV adalah dunia fantasi kita. Habis cape bekerja, malamnya kita bersama keluarga menikmati fantasi-fantasi kita yang disiarkan melalui programa TVRI. Tapi apa yang kita nikmati di Indonesia ini, di suatu negara berpenduduk 135 juta? Kita dipaksakan menonton satu saja gelombang dengan siaran yang itu ke itu juga. Bukannya tidak ada perbaikan. Tapi TVRI karena tidak menghadapi tantangan, dengan mutu siaran seperti yang kita terima saat ini, menganggap dirinya telah memadai. Mutu-mutu TVRI akan lebih baik lagi apabila pemerintah mengizinkan atau menambah satu gelombang lagi. Baik itu usaha swasta atau TVRI sendiri membuat satu organisasi lagi, TVRI-II misalnya. Dengan demikian TVRI-I akan bersaing dengan TVRI-II dalam menciptakan siaran-siaran dan konsumen dapat memilih, gelombang mana yang disukainya. TVRI berbeda misalnya dengan BULOG yang memonopoli pangan, karena kita masih dapat memilih menu sendiri. Jadi tidak ada persoalan. Begitu juga radio banyak pilihan. Tapi untuk fantasi kita, hanya ada dua pilihan yang berbeda: bioskop atau televisi! Karena itu kita mengajukan permohonan kepada pemerintah, agar dapat mempertimbangkan permintaan swasta, apabila anggaran untuk membuat TVRI-II belum ada. Dengan kontrol ketat seperti pada koran, kita harap gelombang ke-II dapat diarahkan. UBUNG S. KUSRIN Jln. Veteran 7A. Jakarta Pusat.