IA bukan orang baru di lingkungan Garuda Indonesia. Ia sudah bekerja di perusahaan penerbangan itu selama 26 tahun, malang-melintang di berbagai divisi. Prestasinya bagus. Kini ia menjabat Direktur Utama PT Abacus Distribution System Indonesia, anak perusahaan Garuda. Lalu, ketika Direktur Utama Garuda Abdulgani berniat mengundurkan diri dan pihak manajemen Garuda memunculkan calon-calon direktur utama, ia masuk nominasi?bahkan menurut sumber di lingkungan Garuda terhitung calon unggul.
Tapi ia bernama Samudra Sukardi. Seandainya ia bernama Samudra Ahmad?nama sembarang yang sering dijadikan contoh oleh Samudra?tidak ada persoalan apa-apa yang menyangkut dirinya. Seperti yang dikatakannya, ia siap bersaing secara fair dengan siapa pun untuk merebut jabatan Direktur Utama Garuda. Ia siap menjalani uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test). Ia juga sudah siap dengan konsep bagaimana membenahi manajemen Garuda, perusahaan negara yang setiap tahun dibebani utang US$ 120 juta itu. Samudra bahkan mengklaim, dukungan dari karyawan Garuda sangat besar kepadanya. Itu ada benarnya karena di kalangan karyawan Garuda, baik yang "di darat" maupun yang sering "di udara", kerinduan dipimpin orang dalam besar sekali. Sudah bertahun-tahun Garuda dipimpin orang luar. Di masa Soeharto berkuasa, pernah didrop dua tentara dari angkatan udara, yaitu Wage Mulyono dan Supandi. Setelah itu, Garuda dipiloti berturut-turut oleh para bankir, Robby Djohan dan Abdulgani.
Kini Samudra Sukardi menghadapi masalah besar untuk merebut jabatan orang nomor satu di Garuda itu. Masalah tidak pada dirinya, tidak pula pada peraturan perundang-undangan. Masalahnya lebih pada urusan keluarga atau yang lebih tepat adalah masyarakat Indonesia saat ini belum siap menerima kenyataan seperti ini, yakni adik kandung Samudra adalah Laksamana Sukardi, Menteri Negara BUMN.
Laksamana Sukardi dengan jabatannya itulah yang berhak memutuskan siapa yang akan menjadi Direktur Utama Garuda menggantikan Abdulgani. Jika ia memilih kakaknya, meskipun itu sudah melalui tes kelayakan dan kepatutan yang melibatkan banyak orang, masyarakat belum tentu menerima kenyataan itu. Situasi sekarang ini, ketika rasa percaya sudah luntur?antara lain karena pemerintah dinilai belum sepenuhnya memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme?akan sulit bagi Laksamana, ataupun Samudra, untuk berkelit dari tudingan nepotisme. Mereka akan menjadi bulan-bulanan yang berakibat terganggunya konsentrasi kerja.
Samudra memang layak dikasihani. Ia orang yang tepat tapi berada dalam kondisi dan situasi yang tidak tepat. Kalau ada calon yang lain, mari kita tempuh jalan selamat. Dan calon itu ada, lagi pula semuanya orang dalam Garuda, yakni Emirsyah Satar (direktur keuangan), Rudy Hardono (direktur operasi), dan Richard B. Sukadarusman (direktur teknik). Terbanglah Garudaku dengan aman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini