Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Editorial

Pemimpin Bersahaja dari Teheran

Tokoh konservatif Ahmadinejad terpilih menjadi Presiden Iran. Cermin pudarnya kepercayaan rakyat negeri itu pada para pemimpin reformis.

4 Juli 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemilu Iran usai dua pekan lalu. Sembilan calon unjuk kebolehan di hadapan 28 juta pemilih. Keluar sebagai pemenang, Mahmoud Ahmadinejad, 49 tahun. Dia Wali Kota Teheran dan tokoh konservatif yang amat bersahaja. Dia mengalahkan tokoh sekaliber Ayatullah Ali Akbar Hashemi Rafsanjani—mantan presiden sekaligus seorang ulama moderat yang matang dalam pengalaman, disokong oleh Amerika serta para kampiun ekonomi di belahan Barat. Tapi rakyat Iran berpendapat lain. Mereka memilih Ahmadinejad yang sama sekali tak populer di dalam negeri apalagi di lingkup internasional. Dia menang telak dengan 61,7 persen suara.

Ahmadinejad adalah tokoh non-ulama pertama yang menjadi presiden sejak Revolusi Islam 1979. Dia pemeluk teguh nilai-nilai Revolusi yang digariskan Ayatullah Khomeini. Tekadnya, membawa Iran menjadi negara Islam yang kuat dan modern berdasarkan nilai-nilai Revolusi Islam. Program ekonomi Ahmadinejad berbasis pada penciptaan lapangan kerja serta pembagian pendapatan negara dari hasil minyak yang selama ini praktis didominasi oleh segelintir elite ekonomi Iran. Presiden baru ini juga berjanji membagi kekayaan Iran kepada kaum duafa—program yang amat memikat dukungan dari rakyat jelata dan kelas pekerja.

Harus diakui, Ahmadinejad masuk pada saat yang tepat. Warga Iran mulai keruh hatinya melihat korupsi yang terus meliliti birokrasi Iran pada era para pemimpin reformis, baik Rafsanjani (1987-1997) maupun Mohammad Khatami (1997-2005). Rafsanjani belakangan bahkan dituding sibuk memperkaya diri serta teman-temannya yang konglomerat. Maka kemunculan Ahmadinejad yang bersahaja dan "kuat hidup miskin" memberikan harapan baru bagi masyarakat Iran. Dia mengontrak rumah kecil di tepi Teheran dan naik Peugeot butut ke mana-mana—gaya hidup yang amat mendekatkan Wali Kota Teheran ini dengan rakyat jelata.

Dia berteguh untuk menegakkan harga diri dan nasionalisme Iran dalam hal program nuklir. Ahmadinejad menegaskan akan meneruskan program "teknologi nuklir damai" untuk pembangkit tenaga listrik, kepentingan medis, maupun pertanian. Dalam pidato awalnya, dia menyatakan bahwa hubungan dengan Amerika maupun negeri-negeri Barat bukan menjadi prioritas hubungan luar negeri Iran di bawah dirinya. Ahmadinejad memilih "membina hubungan yang sepadan dan saling menguntungkan" dengan bangsa mana pun di muka bumi.

Tokoh populis ini disokong oleh pilar penyangga yang kuat di dalam negeri: rakyat banyak dan parlemen Iran, yang selama ini memang didominasi golongan konservatif. Namun, dalam dunia masa kini yang jauh lebih global—ketimbang tahun 1979 ketika Ahmaninejad masih mahasiswa idealis yang berbaris di belakang Khomeini—sokongan para jiran dekat dan jauh mustahil dikesampingkan begitu saja.

Cita-cita Ahmadinejad untuk menegakkan harkat ekonomi Iran tetap memerlukan kerja sama dengan para sobat di kawasan Teluk maupun negeri-negeri Barat dan di Asia yang kampiun dalam ekonomi dan perdagangan. Dia tak bisa melicinkan roda ekonomi Iran yang berkarat oleh korupsi dan kemiskinan hanya dengan sepasang tangan. Bahkan Ayatullah Khomeini yang dipujanya menyatakan hal itu pada 1989. Yakni, perlunya menggabungkan "Prinsip keagamaan (Islam) dan tuntutan persaingan ekonomi pada zaman modern."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus