Laporan Utama TEMPO yang mengangkat masalah HKBP, di samping menarik, juga hasil karya jurnalistik yang baik dengan sentuhan investigative reporting yang pas dan enak dibaca. ''HKBP Gereja Batak yang sulit itu'' penghias sampul TEMPO bagaikan lukisan dibingkai apik, ada salib tertancap dengan latar belakang awan mendung. Ada ulos Batak tergantung di salib. Salib itu punya makna penunjuk arah. Satu ke neraka dan satu lagi ke surga. Begitu barangkali? Dalam bagian ''Seorang Ephorus dan 2,5 Juta Umat'' disebutkan bahwa HKBP pertama kali berdiri di Silindung, Tapanuli Utara. Sebetulnya HKBP pertama kali berdiri adalah di Sipirok, Tapanuli Selatan. Tahun 1861 sudah ada pendeta di Sipirok yang diutus dari Ermelo, Holland. Nama mereka: Betz, Koster, van Asselt, van Daalen, dan Dammerboer. Entah kenapa, Koster, van Daalen, dan Dammerboer mengambil jalan lain masuk dan berinduk ke iMission Java Committeer. Tak begitu lama di Sipirok, Koster meninggal dan dikebumikan di Pargarutan. Sementara itu Heine, Klammer (yang datang kemudian dari Sibolga) Betz, dan van Asselt, tidak mengikuti jejak temannya, tapi memilih Mission Barmen sebagai induk yang mengutusnya. Secara kebetulan initial nama keempat pendeta ini (Heine, Klammer, Betz, van Asselt) sama dengan nama gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan). Lalu Oktober 1861 keempat pendeta itu mengadakan rapat untuk pembagian daerah pelayanan. Keputusan rapat: menunjuk Betz melayani di Bungabondar, Klammer di Sipirok, sedangkan Heine dan van Asselt harus mencari dulu daerah pelayanan ke utara Sungai Batangtoru. Kedua pendeta ini akhirnya menemukan daerah pelayanan: Heine menetap di wilayah Sigompulon (tahun 1862) dan van Asselt mencari daerah pelayanan di Aek Sarulla, sekitar 35 kilometer ke arah selatan Tarutung, Tapanuli Utara. Van Asselt tidak lama di Aek Sarulla karena tidak tahan terhadap udara panas. Soalnya, daerah Sarulla adalah kawasan vulkanik, banyak sumber air panas bumi. Van Asselt akhirnya pindah ke daerah Pangaloan tahun 1864. Pada tahun 1861 inilah orang Batak pertama kali masuk Kristen. Mereka itu adalah Jakobus Tampubolon dan Simon Siregar, dibaptis oleh Pendeta van Asselt di Sipirok. Pada tahun yang sama, tepatnya 7 Oktober 1861, adalah awal pelayanan iRheeinische Missionr di tanah Batak, dan hari inilah ditetapkan sebagai hari kelahiran HKBP. Sedangkan di Silindung sendiri (Tarutung) HKBP baru didirikan 29 Mei 1864 -- sekarang adalah HKBP Saitnihuta -- dibangun oleh Dr I.L. Nomensen. BAHARUDDIN SILAEN Pasar Minggu Jakarta
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini