Terus terang saja, pandangan saya dulu terhadap para "eksekutif" di negara kita tercinta ini selalu saja negatif. Alhamdulillah, setelah RUUPA menjadi undang-undang, pakaian jilbab tidak menjadi masalah lagi, berdirinya ICMI, dan berdirinya Bank Islam, pandangan tersebut berubah menjadi positif. Maka terbukalah pintu sangka baik terhadap para eksekutif. Rupanya, sangka baik tersebut tertutup lagi dengan perlahan tatkala masa berlaku SDSB diperpanjang. Bayangkan, setiap SDSB di-"sumbangkan" ke organisasi Islam, timbul perpecahan. Setidaknya, ada pemecatan terhadap anggota organisasi. Apakah sebetulnya kebaikan SDSB itu? Apakah ini "sengaja" dimunculkan untuk menyengsarakan rakyat dan menggendutkan sekelompok orang? Cobalah tengok secara jujur ke daerah-daerah. Perampokan, pencurian, kemalasan, dan berkhayal sudah sangat kronis. Misalnya, daerah Lahat, Sumatera Selatan. Di daerah petani kopi itu, pembunuhan, penggarongan, dan pencurian sangat merajalela sehingga polisi jadi kewalahan. Inikah jaminan "ketenangan" yang diberikan untuk rakyat yang paling banyak membayar pajak? AMIR FAISAL K. Jalan H. Amsir RT 05/03 Kelurahan Sunter Jaya Tanjungpriok Jakarta Utara
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini