Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Editorial

Selamatkan Tami Grende

Tami Grende tidak diizinkan Pelti bertanding di pentas dunia. Prestasi gadis Bali itu, juara ganda junior Wimbledon, terancam berantakan.

4 Agustus 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SIKAP Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (Pelti) dalam kasus petenis belia Tami Grende tidak terpuji. Bertahun-tahun tak mampu melahirkan petenis kelas dunia, Pelti malah menolak undangan Federasi Tenis Internasional (ITF) untuk petenis Indonesia berdarah Italia-Bali yang awal Juli lalu menjuarai ganda putri junior Wimbledon (bersama petenis Cina) itu.

Bila Pelti tidak segera mengoreksi keputusan kelirunya, petenis 17 tahun ini tak bisa tampil di sejumlah turnamen internasional, termasuk Amerika Serikat Terbuka, salah satu kejuaraan paling bergengsi di dunia. Akibatnya, ia bakal kehilangan banyak poin dan peringkat dunianya akan merosot drastis. Nama Tami, juga Indonesia, tak akan pernah dibicarakan lagi di kancah pertenisan dunia.

Kesempatan emas bisa lenyap. Pelti sebenarnya tak perlu mengeluarkan duit. Semua biaya untuk Tami ditanggung ITF dan Grand Slam Development Fund sebagai pihak pengundang. Yang diperlukan sangat sederhana: surat persetujuan mengikuti program pengembangan prestasi. Dengan surat itu, Tami akan berkumpul bersama petenis-petenis junior sedunia pilihan ITF.

Alasan Pelti tak memberi izin—lantaran Tami bersengketa dengan klubnya, yakni Sportama—justru menunjukkan induk organisasi tenis itu tidak mengerti prioritas kerja. Pelti semestinya menjadi penengah yang baik dalam kisruh kontrak itu.

Dalam kontrak selama tiga tahun sejak awal tahun lalu itu, Sportama membiayai Tami tampil di pelbagai turnamen internasional. Sebagai konsekuensi, klub memiliki hak eksklusif mengatur kegiatan Tami. Petenis kelahiran Denpasar ini tinggal, bersekolah, juga berlatih di akademi tenis Sportama atas biaya klub.

Masalah muncul ketika klub menganggap Tami tak memenuhi target masuk 100 besar junior ITF. Ia dipulangkan pada Desember tahun lalu. Sportama menyetop semua dana, juga tak lagi mengirim Tami ke turnamen internasional.

Sportama menawarkan dua pilihan: Tami menanggung sendiri biaya latihan bila tetap ingin berlatih di Jakarta atau Sportama memberikan pinjaman untuk menutup biaya itu. Ayah Tami, Olivier Grende, tidak menggubris penawaran Sportama itu. Konflik pecah. Sportama menganggap kontrak dilanggar dan mengancam Tami harus mengembalikan biaya Rp 528 juta sampai Agustus mendatang atau klub akan menyeretnya ke meja hijau.

Di titik inilah seharusnya Pelti turun tangan. Sengketa itu jelas perlu solusi. Tapi masa depan karier Tami sepertinya tidak dipikirkan. Bila Pelti bertindak benar, Tami tak perlu diam-diam menerima undangan Grand Slam Development Fund, Mei lalu, untuk mengikuti tur Eropa. Ironisnya, ketika Tami menjuarai ganda putri junior Wimbledon, yang ia dapat bukan pujian dari negerinya, melainkan protes. Sportama memprotes keikutsertaan Tami kepada Pelti dan ITF dengan alasan gadis belia itu sedang menjalani sanksi klub. Pelti meneruskan "kekonyolan" ini dengan menolak mengeluarkan rekomendasi untuk ikut tur Amerika.

Kisruh "setengah miliar rupiah" itu sama sekali tidak pantas dijadikan alasan menghambat prestasi Tami Grende. Pelti pasti sanggup mencari solusi yang lebih bijak, kalau perlu dengan menggalang dana dari sejumlah sponsor. Kontrak Sportama dengan Tami tetap perlu dihormati, tapi eksekusinya mesti dijaga agar tak menghancurkan bakat atlet kelas dunia itu.

Tanpa bertanding di arena internasional, seperti seri ATP dan WTA Tour, masa depan prestasi Tami pasti suram. Membuat karier atlet redup pastilah bukan program kerja Pelti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus