Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Editorial

Ujian Asean di Burma

ASEAN perlu bersikap lebih nyata membantu korban bencana Burma. Pemerintah junta harus dipaksa melebarkan pintu bagi bantuan internasional.

26 Mei 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRINSIP tidak mencampuri urusan dalam negeri anggota adalah salah satu fondasi yang dipegang teguh Perhimpunan Negara Asia Tenggara, ASEAN. Prinsip itu perlu dihormati dan dipertahankan. Tapi inilah saatnya anggota ASEAN diminta berbuat lebih dari “saling menghormati dan tidak mencampuri rumah tangga negara lain”.

Ada 138 ribu penduduk negara itu mati oleh bencana topan Nargis. Dua juta korban lain amat menderita, sekarat tanpa pertolongan karena junta militer yang berkuasa di Burma menolak bantuan internasional. Junta militer Burma masih dihinggapi paranioa terhadap apa yang mereka golongkan intervensi asing.

ASEAN adalah kumpulan tetangga terdekat Burma. Ironisnya, persekutuan jiran Asia Tenggara ini tidak bergegas di level aksi ketika rakyat Burma amat membutuhkan bantuan seusai bencana melanda. Seperti biasa, ASEAN hanya merangkul, membujuk, dan mengimbau junta membuka pintu. Sikap terlalu berhati-hati ini memang selalu dipilih ASEAN ketika terjadi kasus-kasus pelanggaran hak asasi dan kemanusiaan di Burma selama ini.

Bila sikap ini tetap dipertahankan, ASEAN patut merasa malu karena perhimpunan ini akan mirip macan kertas saja, tak mampu menegur keras tetangga yang bertindak di luar batas kemanusiaan dengan membiarkan korban bencana. Sudah saatnya kita meminta ASEAN menghadapi ujiannya di Burma dengan teguh hati. Perhimpunan ini harus dapat mendesak dengan keras, memaksa, bahkan menceraikan Burma jika perlu, apabila junta militer tak lagi memberikan tempat bagi bantuan kemanusiaan.

Betul, ASEAN berhasil meyakinkan junta pekan lalu sehingga Burma mulai agak membuka pintu gerbangnya bagi bantuan asing. Tapi itu belum cukup. Karena Perhimpunan sesungguhnya hanya melaksanakan apa yang diminta Ketua Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon agar ASEAN menjadi penghubung dunia dengan junta militer pimpinan Jenderal Tan Swee. Yang kita inginkan, ASEAN berada di garda terdepan dalam kasus Burma.

Tradisi ketimuran yang amat dijunjung di kawasan ini mengajarkan, tetangga adalah pihak pertama yang bergerak menolong. Dan itu tidak kunjung terjadi. Sikap lemah ASEAN terhadap sepak terjang junta Burma sudah menjadi pengetahuan dunia. Ketika junta membantai para biarawan Buddha tahun lalu, pernyataan paling keras yang datang dari ASEAN adalah kutukan. Pernah dulu Mahathir menyerukan agar keanggotaan Burma ditinjau kembali. Tapi dia seperti berteriak di padang gurun. Dan Burma tahu bahwa ASEAN tak pernah bersikap keras, karena spirit Perhimpunan adalah menjunjung persaudaraan, mendorong demokrasi dan kemanusiaan.

Di sinilah letak paradoks menyedihkan itu: mustahil ASEAN menularkan spirit demokrasi dan penghormatan hak-hak asasi di Burma selama badan ini tak mampu bersikap tegas pada saat junta militer terus melecehkan hak asasi manusia. Di sini termasuk hak warga Burma mendapatkan uluran tangan dunia.

ASEAN kembali menghadapi ujian nyata kali ini: menolong atau menceraikan Burma. Pilihan harus diambil cepat, apalagi kalau junta militer tidak konsisten mengizinkan dunia membantu rakyatnya yang kini berada di titik nadir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus